FAJAR, MADINAH-Bekal makanan menjadi perhatian serius umumnya jemaah calon haji (JCH) yang berangkat menunaikan ibadah haji. Ada kekhawatiran mereka tidak cocok dengan menu yang disuguhkan selama proses ibadah haji, baik saat di Madinah, Makkah atau di Arafah. JCH berkeinginan membawa makan khas mereka sebagai bekal.
Tidak terkecuali JCH asal Kabupaten Sidrap yang ditemui di dekat Pintu Nabawi bernomor 333. Mereka sangat ingin membawa menu Bebek Palekko dan buras. Hanya saja, tidak memungkinkan untuk lolos naik ke pesawat karena adanya larangan membawa cairan. Bukan hanya menu bebak yang batal dibawa. Penganan buras yang terbuat dari beras dan santan juga tidak dibawa.
“Dilarang ki bawa makanan yang berair ke pesawat jadi tidak bawamaki,” terang Husni dan Husnia, Selasa kemarin, 14 Mei 2024 usai menunaikan ibadah salat subuh di Masjid Nabawi.
Husnia dan Husna bersama dua rekannya yang berasal dari Kabupaten Sidrap, Hasnia dan Farida saat ditemui sedang berjalan-jalan di area kafe yang berada di depan pintu 333 Nabawi.
Selain karena ada aturan penerbangan, menurut mereka, bebek palekko tidak tahan dibawa dengan perjalanan panjang. Bisa basi sebelum tiba di tujuan. Demikian pula buras. “Alhamdulillah kami menikmati makanan yang disediakan catering jemaah haji. Cocok di lidah. Enak,” kata Farida.
Keluarga Dahram (90), jemaah perempuan asal Nusa Tenggara Barat (NTB) juga mengatakan bahwa makanan yang dibagikan enak. “Di sini tidak ada menu plecing kangkung,” kata saya.
Dahram yang duduk di atas kursi roda hanya tersenyum. Dahram didampingi beberapa keluarganya menunaikan ibadah haji. (er)