English English Indonesian Indonesian
oleh

Antara Langit dan Palung Mariana

Oleh: Bang Irwan (Anggota DPRD Makassar 2014-2019)

Saya tersenyum membaca beberapa kiriman link berita dari kawan saya dua-tiga hari ini. Tentang pujian setinggi langit kepada seorang Penjabat Gubernur yang dikabarkan sedang dievaluasi.

Sebuah media online membandingkannya dengan Gubernur defenitif sebelumnya. Katanya, Gubernur sebelumnya tidak punya karya untuk masyarakat. Tak lama, datang pula pujian dari seorang akademisi yang konon ahli politik, katanya sang penjabat ini hebat sekali dalam kepemimpinan dan komunikasi. Ada pula yang memuji-muji karena berhasil mengendalikan inflasi lewat inspeksi mendadak (sidak) pasar-pasar. Apa betul?

Saya tersenyum karena merasa level kelucuan orang-orang ini sudah melampaui batas. Bagaimana bisa seorang Gubernur andalan yang telah membangun 500 kilometer jalan (2019-2023) dikatakan tidak punya karya? Biar mudah dibayangkan, 500 km itu hampir sama jaraknya perjalanan dari Makassar ke Wotu, Luwu Timur, yang menurut Google harus ditempuh 11 jam 30 menit menggunakan mobil. Sementara si Penjabat sejak dilantik 2023, konon belum memperbaiki satu milimeter pun jalan provinsi. Jadi, ngapain saja?

Setiap tahun Gubernur Andalan mengalokasikan rata-rata Rp600 miliar untuk penanganan jalan-jalan provinsi, dan total Rp1 triliun untuk semua pekerjaan infrastruktur. Setiap tahun!

Sementara si Penjabat di tahun 2024 ini konon hanya mengalokasikan anggaran untuk penanganan sepanjang 10 kilometer jalan, itu pun belum dikerjakan sama sekali. Parahnya lagi di mana-mana si Penjabat sering koar-koar soal kewajiban ruas jalan Pemprov sepanjang 1.014 kilometer. Maksud?

News Feed