”Paramount kan tipe B RSIA, jadi alatnya memang belum selengkap Wahidin. Memang pasien ini butuh penanganan operasi di RS tipe A, tetapi dilakukan di Paramount karena keluarga juga sudah setuju,” lanjutnya.
Terlepas dari kesesuaian prosedur dan persetujuan keluarga, IDI tetap saja memberi sanksi tegas kepada dokter terkait dan pihak rumah sakit. Dokter AA diminta untuk tetap mendampingi selama pasien menjalani perawatan lanjutan di Wahidin.
Sang dokter juga telah mendapat teguran keras, baik secara lisan maupun tertulis. Kemudian, dokter dan RS Paramount harus patungan untuk membiayai proses perawatan lanjutan hingga pasien sembuh.
”Pasien ini tinggal di Maros, jadi dia masih menjalani perawatan lanjutan. Masih intens kontrol di Wahidin, diantar jemput. Dokter dan RS Paramount yang menanggung biaya perawatannya, sebagai bentuk empati kepada pasien,” jelasnya.
Bahkan Azis menegaskan, keluarga pasien, dokter dan pihak rumah sakit sudah mengambil jalan damai. Semua pihak sudah sepakat islah dan fokus pada proses penyembuhan.
”Sudah damai, karena kami di IDI juga sudah berkali-kali datangkan dokter AA ke Kantor IDI untuk diperiksa. Kami sudah beri sanksi juga. Jadi semua pihak fokus untuk proses penyembuhan pasien,” tegasnya. (wid)
