English English Indonesian Indonesian
oleh

Zionis Makin Nekat

Serangan Israel dilakukan di tengah-tengah gencarnya berita bahwa Qatar dan Mesir sedang menggagas perundingan Hamas dan Israel untuk mendapatkan kesepakatan mengakhiri konflik yang sudah menelan korban jiwa lebih dari 35 ribu orang. Kantor Netanyahu mengatakan anggota kabinet Israel akan membahas mandat tim perundingan pada Minggu malam. Netanyahu juga dijadwalkan bertemu dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz, yang diperkirakan akan mengulangi peringatannya atas invasi darat Israel di Rafah.

**
Lalu mengapa Israel seperti tidak mendengar seruan dan imbauan berbagai negara itu? Apakah serangan ke Rafah nanti tidak akan menaikkan eskalasi ketegangan di kawasan Timur Tengah. Bukankah Iran hingga Turki juga sudah memperlihatkan sikap ‘permusuhan’ mereka kepada Israel? Apa yang terjadi dengan bangsa ini? Apakah Netanyahu dan siapapun yang ada di Tel Aviv sana tidak membaca berita bagaimana unjuk rasa di hampir semua kota Eropa hingga ke Amerika Serikat dan belahan dunia lainnya — termasuk Indonesia — semuanya mengecam habis kebrutalan dan genosida yang dilakukan Israel kepada Palestina.

Israel tidak hanya menghancurkan dan membantai sebuah bangsa. Dengan amat kejam. Terstruktur dan masif. Mereka juga membungkam media yang terus menyoroti dan mengabarkan ‘kekejaman’ mereka. Al-Jazeera salah satu saluran televisi terkemuka dunia — ditutup studionya di Israel dan semua jurnalisnya diusir. Mereka melakukan ini, karena ingin terus melanjutkan sikap nekatnya menghabiskan kemanusian di Palestina. Maka media yang membela hak-hak Palestina harus dibungkam. Netanyahu menyebut Al-Jazeera sebagai saluran penghasut. Incitement channel. Salah satu Menteri Netanyahu — Shlomo Karhi — Menteri Komunikasi menyatakan, “Anyone who incites against the state of Israel, anyone who harms the security of Israel, and the soldiers and fighters of the army, will no longer broadcast from Israel.”

News Feed