Prof. Deddy Tikson juga menyinggung pengalaman pengorganisasian di desa, di mana ia menyetujui perlunya intervensi dari negara dalam pemberdayaan desa agar pengorganisasian berjalan dengan baik. Ia juga tertarik mengetahui tentang leveling desa, seperti desa swadaya, swakarya, dan swasembada.
Hasil diskusi ini kemudian ditindaklanjuti beberapa hari kemudian bersama Prof. Alwi, Prof. Deddy, Dr. Ishak Salim, dan Nuralamsyah. Dalam tindak lanjut tersebut, dirumuskan rencana pengelolaan Laboratorium Desa dengan gagasan yang disebut “A bottom-up and Top-down Participatory approach”.
Dalam rencana ini, penguatannya difokuskan pada diskusi perumusan gagasan dan identifikasi masalah di desa, baik melalui FGD maupun riset lapangan yang berorientasi pada aspek aksi partisipatoris. Dengan demikian, Laboratorium Riset dan Manajemen Kebijakan akan memperkuat pada metodologi Participatory Action Research (PAR) dalam kegiatannya.
Melalui kerja sama dan diskusi intensif ini, Laboratorium Riset dan Manajemen Kebijakan berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa di Kabupaten Maros. (*)