Oleh: Anastasya, Mahasiswa Ilmu Sejarah FIB Unhas
Dalam hal ekonomi dan budaya, hubungan Australia-Makassar memiliki sejarah yang panjang dan kompleks.
Perjalanan internasional lebih dari seratus tahun terakhir menunjukkan bagaimana hubungan lintas budaya dan romansa membentuk cerita yang luas dan menunjukkan bagian dari sejarah benua Australia dan Makassar yang tidak banyak diketahui. Jalinan ini, yang melintasi batas negara dan benua, diwarnai oleh semangat pertukaran budaya dan perdagangan. Artikel ini akan mempelajari lebih lanjut tentang hubungan tersebut dengan melihat kembali sejarahnya, potensi saat ini, dan masalah yang harus diatasi untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.
Menurut buku Charles Campbell Macknight berjudul “The Voyage to Marege : Pencari Teripang dari Makassar di Australia”, sejarah ini bermula pada abad ke-17. Para pelaut Makassar yang terkenal tangguh dan mahir mengarungi lautan, tidak menganggap lautan yang luas sebagai penghalang. Mereka berlayar ke wilayah Australia Utara dengan perahu Padewakkang yang kokoh. Tujuan mereka adalah mencari teripang, sejenis hewan laut yang sangat bernilai tinggi pada masa itu. Pertukaran komoditas ini memulai hubungan ekonomi yang menguntungkan. Penduduk asli Australia mengizinkan hasil laut untuk dipanen oleh pelaut Makassar. Pelayaran ini menghasilkan hubungan budaya yang menarik selain transaksi moneter. Suku Yolngu, penduduk asli Australia Utara, banyak menyerap pengaruh budaya Makassar. Hal ini terlihat dari adanya kosakata dalam bahasa Yolngu yang berasal dari bahasa Makassar. Kontak budaya ini menunjukkan hubungan ratusan tahun yang terjalin antara Makassar dan Australia, yang meninggalkan warisan sejarah yang berharga.