Makanya ini akan menjadi tugas ke depan, yang mana salah satu visi dari KORMI dengan menyediakan permainan-permainan ini dalam event-event daerah. Bahkan menyelenggarakan festival permainan tradisional kemasyarakatan ini.
Di bawah KORMI, nantinya akan dibentuk Induk Olahraga (Inorga) untuk masing-masing permainan tradisional ini.
Permainan-permainan ini pun akan diiventarisasi untuk didaftarkan. Saat ini di Bone sekira sudah ada belasan yang masuk ke KORMI dan masih berpotensi untuk ditambahkan.
“Ada senam, layang-layang, sepeda ontel, scooter, sampai pencak silat tradisional,” tuturnya.
Pj Bupati Bone Andi Islamuddin mengatakan keberadaan Kormi ini akan membantu menopang olahraga-olahraga dan permainan tradisional kemasyarakatan di Bone.
“Selama ini memang belum ada wadahnya, seperti layang-layang dan sebagainya yang memang belum masuk kategori dipertandingkan,” jelasnya.
Islamuddin menambahkan eksistensi dari KORMI sendiri sudah ada dan terstruktur dari pusat. Bone sendiri dinilai cukup lambat dalam pembentukannya, bahkan dibanding dengan daerah-daerah lain di Sulsel.
“Kita ke-20 dari 24 kabupaten/kota yang ada di Sulsel ini,” sebut dia.
Menurutnya ini harus segera diinventarisasi, salah satunya dengan mengacu pada nasional. Nasional saat ini sudah mencatatkan 96 olahraga kemasyarakatan ini. (an)