Hidup di bawah kemampuan memang menuntut disiplin dan kontrol diri yang tinggi. Namun, kualitas ini dapat diaplikasikan ke aspek kehidupan lainnya, membawa keseimbangan dan kepuasan yang lebih besar.
Menerapkan gaya hidup frugal tidak berarti harus hidup dalam kemiskinan atau mengorbankan seluruh kesenangan hidup. Justru, frugalitas mengajarkan individu untuk bijak mengalokasikan sumber daya dan membedakan antara kebutuhan dan keinginan belaka.
Beberapa langkah praktis untuk menerapkan frugalitas dalam keseharian antara lain menyusun anggaran belanja realistis dan disiplin mengikutinya, menghindari utang dengan membayar tunai, mencari peluang menghemat seperti memasak di rumah, dan membawa bekal ke kantor. Memprioritaskan kebutuhan pokok sebelum memenuhi keinginan sekunder, serta mengalokasikan sebagian pendapatan untuk tabungan dan investasi jangka panjang.
Frugalitas bukanlah tren sesaat. Melainkan filosofi keuangan yang telah teruji sepanjang sejarah. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, masyarakat dapat membebaskan diri dari konsumerisme dan membangun masa depan finansial yang berkelanjutan.
Meski menerapkan gaya hidup frugal mungkin terasa menantang pada awalnya, manfaat jangka panjang yang diperoleh jauh melebihi pengorbanan sementara. Dengan disiplin dan tekad yang kuat, frugalitas dapat menjadi kunci menuju pintu kebebasan finansial yang selama ini dinantikan banyak individu di Indonesia.
Seperti kata Sri Mulyani, hidup hemat bukanlah sinonim dari miskin atau ketiadaan kebahagiaan. Justru, frugalitas adalah langkah bijak untuk mewujudkan kebahagiaan finansial yang sesungguhnya dan berkelanjutan. (*)