Oleh: Rahmatullah (Kader HMI Cab Makassar)
SAMPAH menjadi masalah yang serius dari dahulu hingga sekarang. Sampah yang dibuang lama kelamaan akan menumpuk dan merusak lingkungan seperti halnya di Tempat pembuangan Akhir(TPA) Antang
Masalah besar yang akan dihadapi makassar adalah tidak mampunya mengendalikan sampah domestik maupun hasil industri. Dampaknya bisa memicu pencemaran air dan udara hingga banjir
Kota makassar yang dipaksa dijuluki sebagai kota metavers berbanding tebalik dengan kondisi yang dialami masyarakat Kecamatan Manggala khususnya di kawasan TPA. Tempat pembuangan akhir tersebut tidak mampu lagi dikendalikan karena over kapasitas sehingga menimbulkan bau tidak sedap dan rawan memicu penyakit.
Persoalan lain, kesadaran masyarakat dalam penggunaan sampah plastik masih rendah. Sehingga setiap tahun produksi sampah di Makassar semakin sulit untuk dikendalikan. Masalah tersebut sulit terurai apalagi Makassar belum mempunyai industri pabrik daur ulang atau pemusnaan sampah
Padahal Makassar mempunyai program yang dicetuskan Wali Kota Makassar M Ramdhan Pomanto bernama Makassar Tidak Rantasa, tujuannya menyadarkan masyarakat untuk hidup tidak rantasa dan hidup sehat. Hanya saja, itu tidak terealisasi dengan baik. Buktinya sekitar 60 persen masyarakat Makassar minim kesadaran tentang pentingnya kebersihan terhadap lingkungan sekitar.
Hal tersebut membuktikan wali kota gagal menuntaskan program MTR dengan dibuktikan bahwa makassar tidak pernah lagi mendapatkan piala adipura