FAJAR, WASHINGTON—Buka puasa yang digelar Presiden Amerika, Joe Biden diwarnai boikoti kelompok-kelompok Muslim dan pro-Palestina yang menentang dukungan Biden terhadap pengepungan Israel dan perang brutal di Gaza.
Gedung Putih mengadakan jamuan buka puasa dalam jumlah lebih kecil setelah banyak undangan yang menolak akibat kebijakan presiden terhadap perang di Gaza.
Beberapa pemimpin Muslim diperkirakan menghadiri pertemuan hari Selasa bersama Presiden AS Joe Biden, Wakil Presiden Kamala Harris, pejabat pemerintah Muslim, dan pemimpin keamanan nasional.
Gedung Putih tidak menyebutkan nama mereka. Beberapa orang yang pernah menghadiri acara pada tahun-tahun sebelumnya, seperti Walikota Abdullah Hammoud dari Dearborn, Michigan, tidak diundang.
Banyak warga Muslim, Arab, dan aktivis anti-perang marah atas dukungan pemerintah tAS erhadap Israel dan invasi militernya di Gaza yang telah menewaskan puluhan ribu orang dan menyebabkan krisis kelaparan di wilayah pesisir sempit yang berpenduduk sekitar 2,3 juta orang.
Thaer Ahmad termasuk di antara mereka yang diundang ke Gedung Putih untuk pertemuan skala kecil.
“Sangat mengecewakan bahwa saya adalah satu-satunya orang Palestina yang hadir, dan untuk menghormati komunitas saya yang sedang berduka dan menderita saya mengatakan kepada presiden bahwa saya akan pergi. Dia mengatakan kepada saya bahwa dia mengerti mengapa saya harus pergi,” kata Ahmad kepada HuffPost.
Tahun lalu, Biden bahkan belum mengucapkan sepatah kata pun pada perayaan Ramadhan di Gedung Putih sebelum seseorang berteriak “kami mencintaimu.”