GAZA, FAJAR – Israel tak menggubris resolusi gencatan senjata yang telah disepakati Dewan Keamanan PBB. Sehari pascaresolusi itu lolos, pasukan militer Israel membombardir Rafah tanpa ampun.
Wilayah itu kini menjadi kantong pengungsian lebih dari 1,5 juta warga Gaza.
Dilansir Al Jazeera, serangan terus berlanjut. Situasi di lapangan tetap mengerikan meski resolusi gencatan senjata DK PBB memiliki kekuatan mengikat.
’’Selama beberapa jam terakhir, kami mencatat beberapa serangan udara yang menargetkan tiga rumah tempat tinggal. Ini menunjukkan bahwa Rafah tak lagi aman bagi lebih dari 1,5 juta warga Palestina yang mengungsi di sini,’’ ujar Tareq Abu Azzoum, jurnalis Al Jazeera di Rafah, Rabu (27/3/2024).
Serangan juga berlanjut di tempat lain di Gaza, termasuk kamp pengungsi Jabalia. Beberapa saksi mata menyebut kondisinya mengerikan, salah satunya di RS Al Shifa. Pasukan Zionis (IDF) diketahui mengepung RS tersebut dan mengubahnya menjadi kuburan.
Di lokasi itu, banyak keluarga yang masih terjebak setelah lebih dari seminggu dibombardir. Nyawa mereka terus terancam karena kepungan IDF.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin telah mengingatkan kepada Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant bahwa keselamatan warga sipil di Rafah adalah prioritas utama. Gallant melakukan perjalanan ke Pentagon untuk pertemuan langsung pada Selasa (26/3/2024).
Israel mengatakan pihaknya merencanakan serangan darat di kota paling selatan Jalur Gaza, di mana lebih dari satu juta pengungsi Palestina terpaksa mencari perlindungan. Hal ini terjadi meskipun ada kekhawatiran dari AS dan komunitas internasional.