Dia juga mengaku, sedikit lucu jika ada dorongan kepada Ketua KONI untuk mundur. Sebab menurutnya, hal ini hanyalah masalah yang saling dikaitkan, khususnya dalam momen politik seperti saat ini.
”Saya rasa akan lucu kalau ada dorongan Ketua KONI untuk mundur. Karena sejauh ini bagus. Mungkin ini hanya masalah yang diada-ada saja, apalagi kan momen politik,” tuturnya.
Begitu juga dengan Ketua PRSI Kota Makassar, Yunus. Dia mengaku, sejak masa kepemimpinan Aggar Jaya hingga Ahmad Susanto, KONI selalu menyalurkan anggarannya dengan baik. Sebab menurutnya, KONI hanya menjalankan fungsi sebagai distributor anggaran saja.
Sekretaris Percasi Kota Makassar, Syaiful Akbarius Zainuddin, juga melontarkan kalimat senada. Kata dia, anggaran Percasi cukup terbantu dengan sokongan dari KONI Makassar. Mereka juga selalu dipermudah dalam proses pencairannya.
”Ini kepengurusan terbaik yang saya temui selama di Cabor. KONI itu tidak pernah mempersulit. Jadi begitu kami ajukan proposal, diperiksa tim 14, baru dicairkan. Jadi diberikan sesuai proporsi, karena kami juga faham, ada 38 cabor yang ditangani KONI,” tuturnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, KONI Makassar dibawah kepemimpinan Ahmad Susanto sangat profesional. Tidak ada pandang bulu atau pilih kasih, semua diberi ruang sama dan anggaran sesuai kebutuhan.
”Kan memang ada cabor unggulan yang punya banyak prestasi dan potensinya besar. Makanya kami mengerti juga kalau misalnya anggaran yang diberikan dibawah nilai proposal. Karena kami harus presentase dulu, dan semuanya transparan. Kami tidak punya ruang untuk mark up anggaran, karena diberikan non tunai dan kami harus ada pertanggungjawaban,” jelasnya. (wid)