FAJAR, GAZA—Israel menewaskan 14 orang dalam serangan udara di Rafah pada hari Selasa waktu setempat, kata para pejabat medis Palestina.
Militer Israel belum memberikan komentar mengenai serangan semalaman terhadap beberapa bangunan di Rafah. Petugas medis mengatakan korban tewas termasuk tiga wanita dan tiga anak-anak. Identitas delapan orang yang tewas tidak jelas.
Serangan mematikan itu terjadi ketika AS mendesak Israel memikirkan kembali rencana penyisiran darat terhadap markas Hamas di kota yang dipenuhi pengungsi di ujung selatan Jalur Gaza itu.
Lebih dari satu juta warga Palestina yang mengungsi akibat serangan Israel selama lima bulan di wilayah kantong lainnya telah berlindung di Rafah, yang berbatasan dengan Mesir.
Israel mengatakan seperenam dari kekuatan tempur Hamas – empat batalion pejuang yang membawa senapan dan roket – berada di Rafah dan harus dihancurkan sebelum perang dapat berakhir.
Jika serangan darat terjadi, kemungkinan untuk jatuhnya banyak korban sipil sangat terbuka. Makanya, rencana Israel menimbulkan kekhawatiran di luar negeri.
Gedung Putih mengatakan akan berunding dengan sekutunya sebelum pasukan atau tank bergerak ke Rafah.
“Posisi kami adalah… operasi darat besar-besaran akan terjadi kesalahan,” kata Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan pada hari Senin setelah pembicaraan telepon antara Presiden Joe Biden dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
“Yang paling penting, tujuan utama yang ingin dicapai Israel di Rafah dapat dicapai dengan cara lain,” tambah Sullivan tanpa menjelaskan lebih lanjut dikutip dari The Telegraph Online. (amr)