Oleh: Muhammad Syarkawi Rauf
Dosen FEB Unhas
FAJAR, MAKASSAR — John Maynard Keynes populer dengan kalimat in the long run, we are all dead. Hal ini menunjukkan bahwa Keynes, lebih fokus pada masalah yang bersifat jangka pendek dibanding jangka panjang karena dalam jangka panjang kita semua akan mati.
Pandangan Keynes berkembang sehingga menjadi mazhab Keynesian yang lebih konsern pada kebijakan yang memiliki dampak jangka pendek, seperti kebijakan moneter dan fiskal dengan mengutak atik suku bunga dan pajak.
Pada sisi lain, terdapat pandangan berbeda yang dikenal dengan classical school of though. Mazhab Klasik dimulai pada abad ke-18 di Inggris yang fokus pada isu jangka panjang. Mazhab ini menekankan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang dengan mengutamkan konsep laissez-faire yang sinonim dengan konsep free market competition.
Sejalan dengan dua mazhab di atas, arah perekonomian nasional dan global dapat diprediksi dalam jangka pendek maupun panjang. Namun analisis ini hanya akan fokus pada proyeksi ekonomi dalam jangka pendek yang berkaitan dengan fluktuasi harga (inflasi), nilai tukar, dan pasar tenaga kerja.
Mazhab Keynesian memperkenalkna model ekonomi berbasis matematika dan statistika untuk memprediksi perkembangan ekonomi. Bahkan para ekonom membangun indeks untuk menggambarkan arah perekonomian dalam jangka pendek.
Salah satu produk survey yang dapat menjadi rujukan dalam memprediksi arah perekonomian nasional dan global dalam jangka pendek adalah Purchasing Managers’ Index (PMI). PMI diperkenalkan oleh Institute for Supply Management (ISM) yang berbasis di Arizona, AS.