FAJAR, BELOPA –Puskesmas Bantu (Pustu) yang ada di Bassiang Timur ternyata tidak memiliki perawat. Akibatnya, pasien puskesmas yang sakit terpaksa ditangani bidan. Masyarakat setempat pun lebih memilih berobat ke klinik swasta.
Warga Bassiang Timur, Eca mengaku kecewa karena tidak dilayani. “Saya ketuk-ketuk pintu Pustu. Tidak ada ibu bidan,”kata Eca saat rapat dengar pendapat di Komisi I DPRD Luwu, Selasa 19 Maret 2024. Kondisinya saat itu, mengalami demam.
Kepala Puskesmas Padang Sappa, Sari SKM mengatakan, pelayanan bidan lebih fokus kepada membantu warga untuk melahirkan . “Kinerja bidan Rahmi selama ini sangat bagus. Selama ini belum ada ibu hamil, ini melahirkan dan bayi yang meninggal dunia saat ditangani. Lalu apa masalahnya,”kata Sari.
Menurutnya, kasus yang dialami ibu Eca ini tidak masuk emergensi. Dia mengaku anggotanya ini sering capek pulang menolong dalam persalinan, langsung melayani pasien masyarakat umum. Bidan Rahmi ini hanya sendiri berada di Pustu Desa Bassiang Timur. Selain itu, dia bukan ASN. Hanya dapat uang jasa saja.
Ketua Komisi I DPRD Luwu, Andi Muhammad Arfan Basmin, mengapa hanya bidan yang melayani perawatan kesehatan masyarakat. “Kan ada satu desa satu perawat,”kata Arfan. Peraturan bupati Luwu untuk perekrutan satu perawat satu desa sudah lama terbit. Namun itu melalui rekomendasi PPNI. “Saya minta segera direkrut,”paparnya.
Kades Basdiang Timur, Sukirman mengakui memang belum ada perawat yang direkrut untuk melayani warga yang sakit. “Kami akan menindaklanjuti saran anggota dewan,”paparnya. (shd)