SENGKANG, FAJAR — Sejumlah pengusaha pertamina shop (Pertashop) mengadu di DPRD Kabupaten Wajo, Senin, 18 Maret.
Para pengusaha ini tergabung dalam Serikat Pengusaha Retail Indonesia Minyak dan Gas (Sprindo Migas). Kedatangan mereka diterima langsung Ketua DPRD Wajo Andi Alauddin Palaguna
Warga asal Kecamatan Bola, Ari Wibowo mengatakan, saat ini para pengusaha Pertashop mengeluhkan kondisi usaha yang di ambang gulung tikar. Karena maraknya pengecer bensin eceran.
“Harga bensin di Pertashop jauh lebih mahal dibandingkan dengan pengecer bensin eceran,” ujarnya.
Pengusaha Pertashop hanya bisa menjual BBM nonsubsidi atau Pertamax yang harganya lebih mahal Rp13.500 per liter. Dibandingkan Pertalite banyak dijual pengecer Rp10.000 per liter.
Dengan selisih harga tersebut, membuat pengusaha kesulitan bersaing. Akibat kalah harga, omzet pengusaha Pertashop mengalami penurunan drastis. Belum lagi kesulitan dalam membayar biaya operasional.
“50 liter Pertamax terjual per hari, baru bisa menutupi biaya operasional. Sementara kita ngos-ngosan, paling banyak 30 liter per hari susah sekali dicapai. Kalau begini terus, kami akan gulung tikar,” pintunya
Makanya ia berharap DPRD bisa membantu. Meminta ke Pertamina, agar pengusaha Pertashop bisa menjual Pertalite, supaya bisa bersaing.
Ketua DPRD Wajo Andi Alauddin Palaguna mengatakan pihaknya akan segera menindaklanjuti masalah ini.
“Kami akan segera berkoordinasi dengan Pertamina dan BPH Migas untuk mencari solusi terbaik bagi pengusaha pertashop di Wajo” ucapnya.