GAZA, FAJAR – Gencatan senjata yang dijanjikan tidak terjadi. Awal Ramadan tetap diwarnai pembunuhan oleh Israel.
Israel mengingkari komitmennya terkait akses masuk ke Masjid Al Aqsa bagi jemaah tarawih warga Palestina. Kementerian Kesehatan di Gaza mencatat, setidaknya ada 31.184 orang tewas selama lebih dari lima bulan terakhir.
Jumlah korban itu mencakup 72 orang tewas dalam 24 jam terakhir. Sebanyak 72.889 orang dilaporkan terluka sejak 7 Oktober 2023.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres kembali menyerukan gencatan senjata, terutama untuk menghormati bulan suci Ramadan. Guterres juga mendorong dibukanya akses masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza, serta dibebaskannya semua sandera.
’’Saya mengajak kepada semua pemimpin politik, agama, dan komunitas di manapun berada untuk berbuat semaksimal mungkin dalam menjadikan bulan suci ini sebagai bentuk empati, aksi dan perdamaian,’’ ujar Guterres dilansir dari Voice of America (VOA), Senin (12/3/2024).
Data PBB menunjukkan lebih dari 12.000 anak tewas dalam perang. Dalam beberapa minggu terakhir, 20 anak meninggal akibat kelaparan. Data lain menyebutkan 17 ribu anak Palestina kehilangan atau terpisah dari orang tuanya.
Hekmat Almasri, seorang ibu di Gaza, menyampaikan kepiluan terus dihadapinya. ’’Anak saya selalu terjaga pada malam hari, menangis. Dia bilang, ‘Saya rindu ayah’. Saya berharap kita bisa pulang. Saya ingin menjalani kehidupan normal seperti dulu,’’ jelas dia.
Sebagian besar dari dua juta lebih penduduk Gaza kini memadati tempat-tempat penampungan darurat di Rafah, dekat perbatasan Mesir. Saeed Abdulrahman Mahmoud Marouf, dokter anak di Rumah Sakit Abu Youssef Al Najjar, mengatakan setiap anak yang ia periksa tampak jelas menderita trauma psikologis dan fisik akibat kelaparan.