Perlu adanya penyelesaian sampah dari hulu ke hilir, tidak dengan cara konvensional namun dengan menggunakan teknologi, serta berorientasi ekonomi.
“Masih terdapat 36,32 persen sampah di Indonesia yang belum terkelola dengan baik. Pengelolaan sampah yang tidak baik dapat memberikan permasalahan lingkungan, baik untuk saat ini dan di masa yang akan datang,” tambahnya.
KLHK sendiri mendorong prinsip pengolahan sampah dengan 3 R (reduce, reuse, recycle). Saat ini penggunaan sampah plastik dan kertas dalam negeri untuk industri daur ulang masih rendah, yaitu sekitar 40-50 persen dari kebutuhan industri daur ulang dalam negeri.
“Saya harap seluruh bank sampah yang saat ini tercatat di Sistem Informasi Manajemen Bank Sampah (SIMBA) sebanyak 16 ribu unit dapat menjadi salah satu fasilitas yang mampu menyediakan sampah daur ulang dengan kualitas yang baik,” tandasnya.
“Hal ini untuk mendorong tercapainya kebutuhan daur ulang melalui proses pemilahan yang masif di tingkat masyarakat dan menghasilkan manfaat ekonomi melalui pemanfaatan sampah dalam negeri,” pungkas Siti Nurbaya. (uca)
