MALILI, FAJAR — Tumpukan kayu memenuhi Sungai Malili, Jumat, 23 Februari. Bahkan banyak yang tersangkut di tiang Jembatan Malili.
Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lutim, personel Damkar, Satpol PP, DLH Lutim, bersama masyarakat melakukan pembersihan sekitar pukul 13.00 Wita. Pembersihan masih berlangsung hingga pukul 16.00 Wita.
Beberapa warga mengamankan kayu yang dianggap masih layak. Banyak yang rebutan. Sebab, kayu yang mengapung bisa dibuat peralatan rumah tangga seperti meja dan kursi.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lutim, Andi Makkaraka mengatakan, sumber rongsokan kayu masih dalam penelusuran. Dari hulu Sungai Pongkeru hingga melintas ke Sulawesi Tenggara.
“Dari laporan tim I, sejauh ini Sungai Pongkeru bersih. Tim akan melakukan penelusuran hingga ke aliran sungai di Sulawesi Tenggara,” kata Makkaraka.
Jika dalam proses penelusuran belum menemukan titik terang, pemantauan via udara akan jadi opsi. Sebab, aliran sungai ini memang dari Sultra.
“Kita akan terbangkan drone kalau belum ada kejelasan. Yang jelas sekarang masih penelusuran sambil melakukan pembersihan bersama tim gabungan lainnya,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Luwu Timur, dr April tak sekadar mengerahkan personel ke lokasi. Koordinasi ke Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang juga dilakukan.
“(Kami) melaporkan perlunya dibantu safety Sungai Malili yang terancam darurat sampah rongsokan kayu dari hulu sungai saat hujan di hulu,” kata April.