BONE, FAJAR–Sementara itu Pemkab Bone mengakui masih banyak jalan rusak. Hasil survei di lapangan, setidaknya masih ada 60 persen kerusakan jalan di Bone.
“Hanya 40 persen jalan di Bone yang dalam kondisi mantap, yang tidak mantap (rusak) itu 60 persen,” jelas Kepala Bidang Bina Marga, Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (BMCKTR), Jumran.
Pembenahan pun disebut tak bisa dilakukan menyeluruh dengan alasan terbatasnya anggaran. Anggaran tahun ini hanya dikucur lewat dana alokasi khusus (DAK) sebesar Rp66 miliar untuk 13,75 km jalan. Juga dana alokasi umum (DAU) Rp4,6 miliar untuk satu ruas jalan.
Pemkab sedang mengajukan anggaran Rp200 miliar lewat bantuan keuangan provinsi (tentatif) dan Rp100 miliar anggaran Inpres (pusat) dalam bentuk pembenahan Infrastruktur Jalan Daerah (IJD).
“Sementara yang masuk laporan dari musrenbang ini ada ribuan masuk (keluhan jalan) itu kira-kira butuh sampai triliunan,” jelasnya.
Banjir Komoditas
Bontocani merupakan kawasan dengan hasil perkebunan melimpah. Puluhan hingga ratusan ton komoditas seperti kopi, cengkih, kemiri, kakao, gula merah, hingga madu tak terserap dengan baik oleh daerah dan lebih laku di daerah tetangga.
“Jadi kurang sekali perhatian terutama jalan ini,” jelas Kepala Desa Bulusirua, Sanre. (an/zuk)