English English Indonesian Indonesian
oleh

Tiga Capres Tak Paham (Konsesi) Disabilitas

Karena itu muncul gagasan bahwa difabel sebagai warga negara yang dirugikan ini lalu membutuhkan konsesi. Negara wajib memberi diskon untuk belanja primer maupun sekunder seperti pangan, energi, pendidikan, kesehatan, hiburan, dll, dst.

Bagi difabel, menikmati atau memilih tidak menikmati layanan konsesi ini optional. Kalau sudah hidup makmur silakan abaikan konsesi. Tapi bagi difabel yang miskin, masih mengalami sakit sehingga sulit bekerja, bersekolah dan tidak berpendapatan karena belum berada pada usia produktif maka menikmati konsesi akan sangat bermanfaat. Bisa membuat hidup difabel menjadi lebih baik, sejahtera dan nyaman. Saat ini hidup begitu berat, dan jauh lebih berat karena di sana sini masih tidak akses, masih kurang akomodasi layak, masih minim partisipasi, masih kurang kerjasama, dan masih mendapatkan perlakuan diskriminatif.

Kebijakan konsesi menjadi rumit dan lalu terlantar hingga hari ini karena berkaitan dengan ongkos yang harus dibayar oleh negara akibat potongan-potongan itu. Apa sih yang dipotong? Misalnya ada kepala keluarga difabel mau bayar listrik dan air. Jika bayar full adalah 500 ribu sebulan, maka ada diskon 100ribu. Jika beli bahan sembako maka akan dapat diskon katakanlah 25 persen. Jika ingin belanja barang elektronik atau alat bantu mobilitas maupun komunikasi atau belajar maka dapat diskon 35 persen dst dll.

Lalu siapa yang menghambat hal ini? Kementerian keuangankah? Atau Bappenas? Atau Anggota DPR? Atau difabel sendiri yang ogah?

Memang ada pro kontra soal konsesi. Difabel dalam aktivisme mereka juga ada yang setuju ada tidak. Yang tidak setuju menyebut hal ini sebagai “labelisasi dan pelanggengan stigma’. Contohnya, kalau ada difabel belanja, pegawai atau penjaga toko bisa saja bisik-bisik “Eh ada difabel mau belanja, pasti minta diskon.” Tapi menurutku, mereka ini minoritas. Di banyak tempat di banyak daerah, bahkan masih banyak difabel yang tinggal di rumahnya bahkan banyak yang seperti disembunyikan, diabaikan, dinon-statekan (dibuat tanpa punya identitas kewarganegaraan.

News Feed