FAJAR, MAKASSAR-Dalam upaya meningkatkan peran strategis akademisi dalam memelihara integritas dan mencegah korupsi di lingkungan kampus, Universitas Hasanuddin menjalin kerja sama dengan Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK) menggelar acara bertajuk Kampus Beraksi bertemakan “Peran Akademisi Dalam Pencegahan Korupsi: Kenali Strateginya, Bantu Pencegahannya.”
Kegiatan ini berlangsung mulai pukul 09.30 Wita di Ruang Senat Akademik, Lantai 2 Gedung Rektorat, Kampus Unhas Tamalanrea, Makassar, serta disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube Universitas Hasanudin, pada Rabu (31/1). Unhas merupakan kampus pertama digelarnya kegiatan ini di Indonesia
Hadir dalam kegiatan ini yakni Rektor Unhas, Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc., didampingi Ketua, Sekretaris, dan Anggota Majelis Wali Amanat, Senat Akademik, Dewan Profesor, serta jajaran pimpinan Wakil Rektor, Dekan Fakultas, dan sivitas akademika Unhas.
Turut hadir, Kepala Badan Karantina Indonesia (Sahat Manaor Panggabean), Direktur Utama PT. Pelindo (Arif Suhartono), Direktur Pengelolaan Layanan, Data, dan Informasi Lembaga Nasional Single Window/LNSW Kementerian Keuangan (Ircham Habib), serta Tim Strategi Nasional Pencegahan Korupsi – Stranas PK.
Mengawali kegiatan, tenaga ahli Stranas PK (Fridolin Berek) memberikan pengenalan tentang sejarah dan Dasar Hukum Stranas PK. Dijelaskan bahwa Stranas PK adalah satu strategi negara Indonesia dalam mensinergikan upaya pencegahan korupsi. Tim Nasional Stranas ini terdiri dari lima lembaga, yakni Kementerian Dalam Negeri, Kantor Staf Presiden, Bappenas, Komisi Pemberantasan Korupsi, dan KemenPAN-RB).
“Terima kasih atas keterbukaan Unhas dalam penyelenggaraan kegiatan ini, yang merupakan kesempatan pertama bagi Stranas PK dalam mengadakan sosialiasi di kampus. Urgensinya dalam peraturan presiden nomor 54/2018 tentang penyelenggaraan Stranas PK yang melibatkan pihak terkait, salah satunya bersama para akademisi,” jelas Fridolin Berek.
Lebih lanjut, dijelaskan bahwa meskipun universitas tidak secara langsung terlibat dalam pelaksanaan tindakan, peran akademisi dianggap sebagai bagian integral dari pemangku kepentingan yang diharapkan turut serta dalam upaya pencegahan korupsi. Poin utamanya adalah mengharapkan partisipasi aktif dari seluruh sivitas akademika untuk memahami dan menyusun kajian, dengan fokus pada identifikasi area yang memerlukan perbaikan dan perubahan.
Dalam sambutannya, Rektor Unhas Prof. JJ menyampaikan bahwa integritas adalah fondasi utama pencegahan korupsi. Unhas berkomitmen untuk menjadikan nilai-nilai integritas sebagai bagian tak terpisahkan dari budaya kampus. Melalui penyelenggaraan program-program etika dan integritas, mahasiswa dan staf diajak untuk memahami dan menerapkan nilai-nilai tersebut dalam setiap aspek kehidupan kampus.
“Nilai khusus integritas ini dapat diperkuat melalui berbagai pendekatan, termasuk pendekatan agama, budaya, dan tentu saja nilai-nilai khas Universitas Hasanuddin. Dengan demikian, diharapkan bahwa sivitas akademika terus mengadvokasi pentingnya integritas sebagai bagian integral dari upaya pencegahan segala dampak negatif.”
Lebih lanjut dijelaskan bahwa kebijakan internal yang kuat dapat menjadi pagar pertahanan efektif. Unhas melihat penelitian sebagai instrumen kunci dalam mengidentifikasi dan mengatasi akar masalah korupsi. Bertujuan untuk menghasilkan pemahaman yang lebih mendalam tentang dinamika korupsi dan memberikan kontribusi konstruktif untuk pengembangan kebijakan pencegahan.
Setelah sambutan, kegiatan kemudian dilajutkan dengan pemaparan materi oleh para narasumber yang dipimpin oleh Direktur Kemahasiswaan dan Penyiapan Karir Abdullah Sanusi, PhD., selaku moderator.
Materi pertama oleh Kepala Badan Karantina Indonesia (Sahat Manaor Panggabean) yang membahas mengenai Perlindungan Sumber Daya Hayati & Pelaksanaan National Logistic Ecosystem. Dilanjutkan materi mengenai Penggabungan BUMN Pelabuhan oleh Direktur Utama PT. Pelindo (Arif Suhartono).
Dilanjutkan pemaparan materi National Logistics Ecosystem (Menuju logistik Indonesia yang lebih baik) yang dijelaskan oleh Direktur Pengelolaan Layanan, Data, dan Informasi Lembaga Nasional Single Window/LNSW Kementerian Keuangan (Ircham Habib), dan materi tentang Port Governance Reform National Strategy for Preventing Corruption oleh Bimo Wijayanto, Ph,D., selaku Asisten Deputi Investasi Strategis Kemenkomarves. Kegiatan berlangsung lancar dengan sesi diskusi bersama para peserta yang hadir, hingga pukul 12.00 Wita. (*)