English English Indonesian Indonesian
oleh

Film “Pulang Tak Harus Rumah”, Alur Kisah Sarat Revolusi Pendidikan

MAKASSAR, FAJAR — “Pulang Tak Harus Rumah” meraih antusias cukup tinggi dari penonton. Film karya sineas Makassar produksi DL Entertainment ini sedang tayang di sejumlah bioskop.

Film ini mengangkat tentang interaksi sosial yang terjadi di lingkungan seorang anak pengguna ponsel. Salah seorang pemain “Pulang Tak Harus Rumah”, Abdul Rodjak mengatakan, film ini memang disarankan untuk ditonton oleh para pelajar. Sebab ada cerita yang membahas tentang revolusi pendidikan.

“Menonton film ini, anak-anak bisa belajar tentang budaya. Ini juga sebagai salah satu cara belajar melalui media visual dengan memberikan pelajaran melalui film,” ucap Rodjak saat berkunjung ke Redaksi FAJAR, Rabu, 24 Januari.

Menurutnya, ada proses pembangunan karakter dalam film ini, yang bisa cepat diserap oleh penonton.

Eksekutif Produser “Pulang Tak Harus Rumah”, Liani Kawati memaparkan, film ini berangkat dari maraknya kasus kecanduan gawai, yang akhirnya berdampak pada kurangnya interaksi sosial.

Kondisi ini berpengaruh pada waktu bermain di kehidupan nyata, khususnya anak-anak. Saat ini, anak-anak cenderung menghabiskan banyak waktu di depan layar ponsel. Ada penurunan interaksi langsung dengan teman sebaya serta keluarga.

“Ide inilah yang kami angkat menjadi sebuah film yang berkaitan dengan kisah nyata. Lalu dibalut dengan latar pedesaan yang menggambarkan masa kecil sang penulis cerita,” urainya.

Kata Liana, film ini menawarkan opsi hiburan yang dapat dinikmati oleh semua kalangan. Juga menjadi media menanamkan nilai-nilai moral serta pendidikan karakter.

News Feed