English English Indonesian Indonesian
oleh

Tunas Muda untuk Negeri, Merajut Mimpi untuk Membangun Natuna Mandiri

“Aku mengenal beliau sebagai ‘Ayah Angkat’ karena kebaikannya. Aku sangat bersyukur mengenal beliau, karenanya mimpi-mimpi Wulan yang dianggap cerita dongeng oleh sebagian orang bisa menjadi kenyataan,” tutur Wulan.

Melalui dengan keragunaan namun diyakinkan kekuatan membuatnya berani melangkah lebih jauh untuk mencapai mimpinya. Terlahir anak pesisir membuatnya siap mengarungi lautan mimpi, membangun perahu dengan keberanian dan menjadikan keraguan sebagai layar untuk melaju lebih cepat, melewati gelombang dengan genggaman yang erat.

Dengan benteng doa dari Tuhan, mimpi yang tadinya menjadi kisah karangan sekarang menjadi kisah nyata. Ketika dirinya menoleh ke belakang, tidak ada kata yang mampu mengungkapkan rasa selain bersyukur kepada mereka yang telah membantunya dari titik langkahnya. Komunikasi merupakan manifestasi atas doa-doanya selama ini. Bagi Wulan, komunikasi bukan sekadar mata kuliah, melainkan medium untuk merentangkan sayap mimpi.

Selama Sekolah Menengah Atas (SMA), Wulan sangat suka berinteraksi dengan orang lain, bertemu orang, dan memimpin acara. Lewat jurusan ini dirinya berkomitmen untuk bisa membagikan ilmu yang diperolehnya kepada tunas muda di Natuna untuk berani melangkah bersama.

Kontribusi itu ingin direpresentasikannya melalui kemampuan retorika untuk mensyairkan bagaimana kader-kader muda di Natuna dapat bersinergi untuk membangun mimpi Indonesia. Baginya, Natuna adalah kanvas yang penuh goresan semangat setiap tunas muda. Dirinya yakin, abhipraya Natuna dapat merekah menjadi gemilang mimpi yang memberi kontribusi nyata kepada negeri.

News Feed