FAJAR, BONE-Pemerintah Daerah (Pemda) Bone berencana untuk mengajukan proyek pembangunan satu jembatan di Kecamatan Kajuara pada tahun 2024. Jembatan ini akan menghubungkan jalan Poros Kabupaten di Desa Ancu, Kecamatan Kajuara, Bone.
Menurut Kepala Bidang Bina Marga, Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (BMCKTR), Jumran, proyek pembangunan jembatan tersebut menjadi prioritas karena daerah pemukiman menghubungkan dua desa. Kondisi jembatan saat ini dianggap krusial karena lalu lintas harian yang padat dan jalur ini menghubungkan ruas kabupaten.
“Salah satu yang prioritas itu adalah di Kajuara itu Jembatan Sungai di Angkue itu menjadi prioritas karena di sana adalah daerah pemukiman yang menghubungkan dua desa,” ujarnya.
Alasan lainnya adalah keadaan jembatan yang sudah rapuh dan hanya dapat dilalui oleh satu kendaraan roda empat. “Kondisi jalan di sana itu keropos. Ini sangat berbahaya kalau dibiarkan, nanti terjadi masalah kita yang disalahkan,” ujar Jumran.
Pembenahan di lokasi tersebut akan melibatkan rekonstruksi ulang dengan konstruksi rangka baja sepanjang 50 meter. Dengan perubahan ini, jembatan akan mampu dilalui oleh dua mobil sekaligus, menjadi lebih kuat dan aman.
Pekerjaan dijadwalkan akan dimulai pada bulan Februari, dan proses lelang proyek baru dimulai pekan ini. “Satu jembatan itu cukup besar juga. Satu jembatan itu makan biaya Rp15-16 miliar untuk bentang 50 meter,” jelasnya.
Kepala Dinas BMCKTR Askar menjelaskan, kerusakan prasarana, baik jalan maupun jembatan, di Bone merupakan PR besar yang harus dibenahi oleh Pemda. Sekitar 60 persen kondisi jalan di Bone diketahui mengalami kerusakan berat, dan pembenahan akan dilakukan secara bertahap mengingat keterbatasan anggaran Pemda Bone. Proyek pembangunan jembatan di Kajuara menjadi langkah awal dalam upaya pembenahan prasarana di wilayah tersebut. “Di Bone itu masih ada sekitar 60 persen jalan yang butuh pembenahan,” ujarnya beberapa waktu lalu. (*/)
