FAJAR, MAKASSAR – Calon Wakil Presiden, Mahfud MD, tidak asing lagi bagi masyarakat Sulsel. Pasangan Calon Presiden, Ganjar Pranowo ini, bahkan memiliki chemistry dengan orang Sulsel.
Terutama karakter, tegas, militan, ulet, pekerja keras, religius yang dimiliki Mahfud sama dengan karakter yang dimiliki orang Sulsel.
Bahkan, dengan chemistry yang dimiliki dengan orang Sulsel, Makassar-Bugis, Mahfud MD pun mendapatkan gelar kehormatan, yaitu Daeng Malempu dan Karaeng Tojeng.
Bahkan, Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 3 ini, ternyata memiliki darah keturunan Sulsel, tepatnya Makassar.
Hal itu diungkapkan mantan Komisioner KPU Kabupaten Takalar yang juga keturunan Raja Galesong, M Arfah Dg Rate, kepada Ketua Tim Pemenangan Daerah (TPD) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, dr Udin Shaputra Malik, saat melakukan safari politik ke Kabupaten Takalar, baru-baru ini.
Arfah mengatakan, Mahfud MD memiliki darah keturunan Makassar dari I Manindori Karaeng Tojeng yang yang berjuang hingga ke Madura dan Pulau Jawa.
I Manindori Karaeng Tojeng sendiri merupakan putra sulung Sultan Hasanudin dari istrinya yang keempat.
“Waktu Sultan Hasanuddin jadi raja di Gowa, maka anak dari istrinya yang orang Galesong itu, namanya I Manindori Karaeng Tojeng yang menjadi panglima perang angkatan laut. Nah, saat Kerajaan Gowa kalah dengan Belanda, dia tidak mau dibilang kalah, dan dia bersumpah bahwa dia tidak mau injak tanah Makassar selama Gowa masih di bawah kekuasaan Belanda,” katanya.
“Maka dia pergi dan bergabunglah ke Banten, karena Syekh Yusuf di situ datoknya,” sambung Arfah.
Setelah beberapa waktu berada di sana, lanjut Arfah, I Manindori Karaeng Tojeng kemudian memperistri anak dari Sulltan Trunojoyo yang merupakan keturunan Madura atau Raja Madura.
“Maka dari situ lah turun temurun sampai kepada Pak Mahfud. Termasuk juga beberapa tokoh lainnya, seperti Setiawan Jodi, KH Agus Salim. Termasuk juga kenapa Rumah Sakit di Makassar itu namanya Wahidin Sudirohusodo, karena ada silsilah di situ,” terangnya.
Daeng Malempu
Sekadar diketahui, 26 Februari 2023 lalu, Mahfud MD mendapatkan gelar kehormatan Daeng Malempu.
Rektor Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM), Prof Hamdan Juhannis, secara resmi memberi gelar kepada Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM (Menko Polhukam) Mahfud MD.
“Daeng Malempu artinya lurus, punya integritas. Namanya saja Daeng Malempu, jiwa akademisinya tidak pernah hilang, tapi selalu bersemayam dengan penyampaikan pikiran-pikiran akademis, (politik-hukum, red),” kata Hamdan, saat itu.
Menurutnya, gelar Daeng Malempu dalam istilah Suku Bugis berarti cerdas, jujur, dan bisa diandalkan.
Pemberian gelar tersebut, kata dia, tentu tidak sembarangan, karena ada beberapa pertimbangan serta sesuai dengan sosok dalam diri Mahfud MD.
Hamdan mengemukakan, fokus utama di UINAM untuk menjadi kampus terbaik, apalagi di kampus dalam hal pengelolaan keuangan menjadi salah satu universitas terbaik dan tidak ada kebocoran anggaran.
“Mari kita manfaatkan malam ini, malam penuh berkah, kita bisa menyimak pikiran-pikiran dan gagasan beliau khususnya berkaitan politik hukum, sehingga nantinya kota dapat berkontribusi bagi negara ini. Karena, apapun profesi kita adalah bagian dari sejarah negara ini,” tuturnya.
Menko Polhukam, Mahfud MD, pada kesempatan itu menyampaikan terima kasih diberikan gelar yang baik.
Ia mengatakan, kampus Islam sekarang sudah semakin membaik daripada sebelumnya.
“Dulu kampus Islam dianggap kampus kelas dua dari yang Iain dan dulu dianggap tidak bisa sepadan dengan dengan kampus misalnya UI (Universitas Indonesia), UGM (Universitas Gajah Mada) dan lainnya. Tapi sekarang UIN atau IAIN dulunya, lebih hebat dengan kampus negeri lainnya di berbagai tempat,” katanya.
Karaeng Tojeng
Selain, gelar Daeng Malempu, saat masih menjabat Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD diberi gelar kehormatan Karaeng Tojeng dari Kerajaan Galesong.
Pemberian gelar kehormatan kepada Ketua Mahkamah Konstitusi RI periode 2013-2018 ini, dilakukan di Istana Balla’ Lompo Galesong, Kabupaten Takalar, 1 Maret 2012 lalu.
Pemberian gelar kepada mantan Menteri Pertahanan RI era Gus Dur ini, karena dirinya dianggap memiliki kepemimpinan ‘assulapak appak’, yaitu cerdas, berani, jujur dan berada. Gelar diberikan tidak hanya karena memiliki sifat-sifat tersebut, Mahfud MD dianggap mempraktikkan dalam kehidupannya.
Saat itu, I Mallarangang Karaeng Gasing selaku pemangku adat Galesong yang mewakili masyarakat Galesong membacakan pernyataan pemberian gelar Karaeng Tojeng.
Pemasangan songkok ‘Biring Bulaeng’ terbuat dari lontar dikelilingi serat emas juga dilakukan Ketua Lembaga Adat Galesong Muhammad Roem Karaeng Mattawang yang saat itu juga menjabat Ketua DPRD Provinsi Sulsel, yang bermakna sebagai kelembutan tetapi tegas.
Mantan Rektor Universitas Hasanuddin, Idrus Paturusi, dalam buku ‘Sahabat Bicara Mahfud’ mengatakan bahwa bukan proses yang singkat untuk menetapkan gelar Karaeng Tojeng bagi seorang Mahfud MD.
“Melalui diskusi yang panjang, Universitas Hasanuddin, pemangku adat, serta pemerintah provinsi, akhirnya sepakat untuk menganugerahkan kehormatan tersebut kepada beliau. Sikap kepemimpinan, keberanian, kejujuran, dan ketegasan yang dimiliki seorang Mahfud MD membuatnya pantas mendapatkan gelar Karaeng Tojeng,” ungkap Idrus dalam buku tersebut.
Memang tidak banyak tokoh bangsa yang memiliki rekam jejak seperti Mahfud MD. Selain seorang cendekiawan, Mahfud MD, yang kini menjabat sebagai Menko Polhukam RI adalah juga seorang ahli hukum, politisi, sekaligus ulama.
Cendekiawan asal Madura ini, sudah berkiprah di tiga lembaga negara, yaitu eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
Ia bekerja serius pada setiap amanah yang diembannya, dengan catatan keberhasilan dan pemenuhan tugas secara tuntas.
Dalam mengemban amanah, Mahfud MD nyaris tanpa cela, tanpa kasus, pun tak pernah sekalipun namanya disebut dalam patgulipat urusan hukum. Untuk urusan ini, Mahfud bahkan menjadi semacam Bapak Keadilan karena jabatan yang disandangnya sungguh-sungguh digunakan untuk kemaslahatan publik.
Ia membela rakyat kecil yang mendapatkan perlakuan tidak adil, mengejar pelanggar hukum dan pencuri uang negara, hingga pasang badan untuk memastikan hukum berjalan dengan tegak.
Pendek kata, sifat dan karakter Karaeng Tojeng yang dulu disematkan padanya tak pernah luntur hingga kini. Tak heran bila UIN Alauddin Makassar, memberi tambahan gelar kepada alumni Pondok Pesantren Al Mardliyyah itu.
Dalam sebuah acara di Kampus UINM pada 26 Februari 2023, Mahfud diberi gelar Daeng Malempu oleh Rektor UINM, Prof Hamdan Juhannis, yang berarti tokoh yang senantiasa lurus, jujur, dan diandalkan.
Jauh sebelum gelar Karaeng Tojeng dan Daeng Malempu, mantan Presiden Gus Dur memberi sebutan yang unik dan khas untuk sahabat sekaligus muridnya itu.
Pada sebuah kesempatan, Gus Dur kepada koleganya mengenalkan Mahfud dengan ‘Peluru Tak Terkendali’.
Mahfud, menurut mantan Presiden Gus Dur, tidak akan pernah gentar kepada siapa pun dalam menyampaikan kebenaran.
Publik tampaknya sepakat dengan Gus Dur. Apalagi, bila menyaksikan bagaimana Mahfud misalnya pada April 2023 dengan lantang dan penuh percaya diri berhadapan dengan para anggota Komisi III DPR yang menyorotnya, karena membongkar kasus dugaan pencucian uang (money laundering) di Kementerian Keuangan senilai Rp349 triliun.
Besok, Kampanye di Kampus Unhas
Tanggal 13 Januari 2024, Sabtu besok, Mahfud MD akan kembali mengunjungi Makassar, kota yang memang kerap dikunjunginya.
Kali ini, Mahfud datang sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 3 dalam acara Bedah Gagasan dan Visi Calon Pemimpin Bangsa di Kampus Universitas Hasanuddin (Unhas).
Calon Wakil Presiden dari Paslon Nomor 3, Mahfud MD, dijadwalkan akan melakukan kampanye di kampus Universitas Hasanuddin (Unhas).
Hal tersebut terungkap setelah Satuan Tugas (Satgas) Kampanye Unhas menerima surat dari Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud MD yang menyatakan kesediaannya untuk melakukan kampanye di dalam kampus Unhas pada Sabtu, 13 Januari 2024 dari jam 8.30 – 10.30 WITA di Baruga Andi Pangerang Pettarani Unhas.
Sebelumnya, Satgas Kampanye Unhas telah mengirimkan surat penyampaian rencana pelaksanaan kampanye capres/cawapres kepada masing-masing (ketiga) Tim Pemenangan Nasional (TPN) secara bersamaan.
“Surat penyampaian kami tersebut sudah ada tanggapan dari TPN Ganjar-Mahfud kemarin (5 Januari, red) yang ditandatangani langsung Ketua TPN dan Ketua Tim Penjadwalan,” kata Prof Muhammad Al-Hamid, Ketua Satgas Kampanye Unhas.
Prof Muhammad mengatakan, sesuai dengan poin-poin pada surat penyampaian yang Unhas kirim kepada ketiga TPN masing-masing, Unhas akan menerima paslon capres/cawapres untuk melakukan kampanye siapa yang lebih dahulu diterima surat kesediaannya.
Universitas Hasanuddin sebagai institusi akademis, lanjut Ketua Satgas Kampanye, secara konsisten akan menjunjung tinggi netralitas dan akan tetap memberi ruang kepada ketiga paslon capres/cawapres secara adil.
“Di surat penyampaian, pihak Unhas telah sampaikan, termasuk waktu-waktu yang memungkinkan di setiap Sabtu-Ahad selama masa kampanye. Itu sudah kami tawarkan kepada ketiga TPN masing-masing paslon,” jelas Muhammad.
Rencana kedatangan Cawapres dari Paslon Nomor 3 ini, menurut Muhammad, juga telah disampaikan ke Rektor Unhas Prof Jamaluddin Jompa, untuk dilakukan langkah-langkah persiapan selanjutnya.
Kampanye Cawpres Paslon Nomor 3 Mahfud MD ini, lanjut Muhammad, rencananya akan dipandu Dekan Fakultas Hukum Unhas Prof Hamzah Halim, sementara panelisnya masing-masing adalah Prof Tasrief Surungan, pakar ekonomi Prof Marzuki, DEA dan Dekan Fakultas Kedokteran Prof Haerani Rasyid.
Selamat datang kembali Karaeng Tojeng-Daeng Malempu…! (***)