English English Indonesian Indonesian
oleh

RPJPD 2025-2045 Bermuara Peningkatan Ekonomi Kemasyarakatan

Selanjutnya, terkait Sulsel sebagai lumbung pangan, dalam RPJPD akan dirancang bagaimana mempertahankan posisi Sulsel dengan meningkatkan produksi pertanian. Diketahui, dalam kondisi El Nino terbaru, produksi turun signifikan dari 5,7 juta ton (2022) menjadi 4,94 ton (2023).

Oleh karena itu, kata Arsjad, perlu memikirkan komoditi lain yang bisa menopang persoalan pangan, misalnya budi daya pisang. Dengan itu, pembangunan pelabuhan logistik juga akan digarap untuk memastikan distribusi pertanian di Sulsel  bisa menjangkau IKN.

Selanjutnya, isu sentral yang bakal termuat dalam RPJPD ialah pertambangan. Ia mengakui potensi pertambangan di Sulsel tinggi. Namun, pemerintah harus melihat bukan hanya dari sisi pendapatan, melainkan ketahanan lingkungan dan kebencanaan.

“Kajian lingkungan strategis kita menunjukkan bahwa daya dukung lingkungan mengalami penurunan ditandai dengan bencana alam yang sering terjadi, dampaknya juga cukup lama,” kata Arsjad.

“Misalnya ketika banjir genangannya semakin lama dan meluas, ini kita harus memikirkan di hulu, menjaga konsep ketahanan lingkungan kita, konservasi di daerah hulu, hingga kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan,” tandasnya.

Terlebih lagi, lanjutnya, RPJPD ini akan menentukan kemajuan Sulawesi Selatan sehingga harus direncanakan dengan baik. Dan ini akan menjadi acuan bagi para gubernur yang nantinya akan memimpin Sulawesi Selatan melalui visi misinya.

“Ini harus jauh lebih baik karena patron kita, kiblat kita ke depan yang akan menentukan Sulawesi Selatan seperti apa. Ini dasarnya semua calon gubernur dalam menyusun visi misi dan ini akan menjadi referensi calon gubernur. Ini bukan dokumen yang mudah, mungkin secara prosedur sudah kita lakukan tapi substansi datanya harus dicermati dengan baik apa yang menjadi masalah kita,” tegasnya.

News Feed