Pemuda dapat berperan sebagai agen perubahan dengan memberikan alternatif yang dapat meningkatkan kualitas kebijakan yang dikritik. Dengan demikian, kritik bukan hanya menjadi wujud kekecewaan semata, melainkan sebagai kontribusi nyata untuk perbaikan dan kemajuan.
Kejujuran dalam memberikan kritik juga menjadi aspek penting. Anak muda harus memastikan bahwa kritik yang disampaikan tidak dipengaruhi oleh narasi atau kepentingan tertentu, tetapi semata-mata didasarkan pada analisis objektif dan kebenaran. Hal ini akan memperkuat kepercayaan publik terhadap suara mereka sebagai penyeimbang kritis dalam perpolitikan.
Dengan berlandaskan pada fakta, memberikan solusi, dan menjunjung kejujuran, pemuda dapat melanjutkan peran mereka sebagai pilar kritis dalam menyuarakan aspirasi dan meningkatkan kualitas perdebatan politik di Indonesia.
Pekerjaan rumah belum selesai. Tantangan masa depan masih menanti, dan Pilpres 2024 adalah satu agenda yang menuntut peran aktif pemuda. Mereka mesti mendorong perubahan dalam kaca mata nasionalisme dan masa depan bangsa. (*)
*Alumnus Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar