Bondan juga mengharap agar seluruh pelaku industri keuangan agar turut berkontribusi untuk hal tersebut. Hal ini agar dapat memberikan dampak pada peningkatan produktivitas ekonomi masyarakat.
“Kebutuhan masyarakat dalam menggunakan produk jasa keuangan semakin beragam dan hal ini mampu mengakselerasi pertumbuhan ekonomi di daerah utamanya ekonomi syari’ah,” terangnya.
Analis Keuangan dan Perbankan, Sutardjo Tui menuturkan masyarakat mengetahui tentang pembiayaan syariah, tetapi belum sepenuhnya mengerti. Hal itu karena masih kurangnya edukasi dari pihak terkait.
“Mereka (masyarakat) cuma tahu syariah itu halal dan konvensional itu haram. Jadi masih perlu edukasi masyarakat bahwa syariah itu betul-betul halal,” ujarnya.
Sebab kata dia saat ini banyak opini masyarakat berkembang mengatakan bahwa syariah itu sama dengan konvensional hanya namanya yang diganti. Bahkan mereka mengatakan syariah jauh lebih mahal dari pada konvensional.
“Ini mesti di edukasi masyarakat sehingga tidak ada opini mengatakan sama saja konvensional dengan syariah,” tuturnya.
Ia mengatakan mestinya ada lembaga atau paling tidak Masyarakat Ekonomi Syariah yang memberikan penyuluhan kepada masyarakat terkait sistem syariah ini.
Karena tidak bisa dipungkiri saat ini kabanyakan yang dibicarakan hanya terkait bank konvensional saja tidak pernah bicara terkait bank syariah. Makanya opini yang terbentuk itu tentang bank konvensional bukan syariah.
“Karena potensi nasabah syariah kita besar. Karena kita punya warga negara sebagai besar islam, kenapa pangsa pasarnya kecil. Karena itu kurangnya literasi keuangan syariah terhadap masyarakat. Jadi mesti di masifkan sosial terkait itu,” terangnya. (sae)