Komoditas selanjutnya adalah komoditas ayam kampung biasa 184,06 ribu unit atau 16,41 persen, cengkeh 154,26 ribu unit atau 13,75 persen, kakao 127,17 ribu unit atau 11,34 persen, kelapa 76,36 ribu unit atau 6,81 persen, padi sawah hibrida 75,35 ribu unit atau 6,72 persen, dan babi 70,52 ribu unit atau 6,29 persen.
“Terakhir sebagai terbanyak ke-10, kopi menjadi komoditas yang diusahakan oleh 68,88 ribu UTP atau sebesar 6,14 persen dari keseluruhan UTP di Sulsel tahun ini,” tuturnya.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Wilayah Sulsel, Rudy Bambang Wijanarko mengatakan bahwa di tengah tantangan ekonomi baik domestik dan global, Sulsel perlu mendorong pengembangan new source of growth.
Hadirnya beberapa kawasan industri diharapkan mampu mendukung iklim investasi yang semakin kondusif dan meningkatkan daya saing. Dan hal yang paling perlu diutamakan adalah bagaimana mengoptimalkan usaha sektor pertanian.
“Kita lihat potensi sumber daya alam yang besar di sektor pertanian dan pertambangan akan mendukung peran strategis Sulsel sebagai lumbung pangan nasional dan pendukung kebijakan hilirisasi nikel,” terangnya. (sae)