Saya akan sedikit bercerita mengenai kesan saya saat mengapresiasi karya film mereka pada hari Minggu, 26 November 2023 di Gedung Balai Kartini-Bantaeng. Seperti yang saya katakan sebelumnya, kondisi dan lokasi siswa-siswi SMK Darul Ulum yang cukup jauh dari pusat kota tentu saja menjadi faktor terbatasnya hal-hal kebutuhan teknis pembuatan film, namun, berkat adanya kerja kolektif antara guru dan siswa semua hal menjadi mudah dan dikerjakan dengan riang gembira. Karya mereka ditulis dan sutradarai oleh Zulkarnain yang merupakan kepala sekolahnya, beliau terinspirasi dari kisah nyata salah satu siswa yang bernama Misca, kemudian nama dan tokohnya menjadi pemeran utama di film ini. Tentu saja menjalani peran perdana sebagai tokoh utama membuat Misca sangat gugup, tapi karena dorongan dari tim yang loyal menjadikannya termotivasi untuk menyukseskan film perdana mereka.
Pada karya film ini banyak realita sosial yang melandasi dan menginspirasi sehingga alur ceritanya cukup menarik, dan pada akhirnya kita mengetahui fakta sosial yang terjadi dan masih berlangsung di sekitar kita, terutama polemik di lingkungan sekolah mereka. Misalnya faktor ekonomi dan pernikahan usia muda yang menjadi isu utama karya ini. Sekolah pernah memberikan solusi ekonomi bagi siswa yang berhenti sekolah karena alasan biaya, programnya yaitu memberikan bantuan modal usaha kepada siswa, sehingga keuntungan yang didapatkan dapat menjadi modal bagi mereka untuk melanjutkan sekolah. Namun, isu kedua yaitu pernikahan usia dini menjadi tembok besar yang menghalangi mereka untuk melanjutkan sekolah. Konsep perjodohan masih kental di lingkungan mereka, apalagi bila orangtua sudah pernah melakukan perjanjian dengan keluarga atau kerabat lainnya, hal itu menjadi siri’ besar bagi keluarga apabila tidak direalisasikan dengan segera. Kedua isu ini cukup menampar saya sebagai pelaku dunia perfilman.