Pemprov harus hadir untuk memastikan para petani menjaga kepercayaan para buyer atau pembeli dengan kualitas produk olahan yang baik. Apalagi, mayoritas produk rumput laut dipasarkan ke skala manca negara karena kebutuhan yang tinggi.
“Kalau rumput laut itu pasti berbicara luar (ekspor), sedikit sekali kalau lokal. Tetapi rumput laut ini mayoritas ekspor, Korea, Tiongkok, dan Jepang. Yang menjadi tantangan kita dari segi bagaimana ada peningkatan kualitas, inovasi olahannya, itu yang jadi tantangan kita,” tandasnya.
Public Relations Asosiasi Rumput Laut Indonesia Indra Santoso, menjelaskan, kendala di bagian produksi ada pada bibit dan soal lahannya. Kemudian pada industrinya ialah pada tata niaga dan pemanfaatannya.
Olahan rumput laut diharapkan bisa terserap oleh masyarakat Sulsel sebagai produk olahan dan kebutuhan pasar UMKM. Sehingga, dampak ekonominya bisa terasa mulai dari petani, pedagang, hingga pengekspor.
“Ini bisa dimanfaatkan baik itu sebagai makanan langsung seperti lawi-lawi dan es rumput laut. Walaupun itu jumlahnya kecil, tetapi sebagai bentuk sederhana yang bisa dilakukan oleh skala industri rumahan,” tandasnya.
Ia mengatakan, rumput laut bisa dijadikan ikon Sulsel dengan mendorongnya sebagai produk oleh-oleh khas Sulsel. Baik itu sebagai bahan makanan atau suvenir. (uca/yuk)