English English Indonesian Indonesian
oleh

HKTI Atensi NTP Agar Terus Terjaga, AIA: Topang Daya Beli Petani di Daerah

MAKASSAR, FAJAR — Nilai Tukar Petani (NTP) mesti menjadi hal yang mesti mendapatkan perhatian khusus. Sebab NTP tersebut mencerminkan kemampuan daya beli petani di pedesaan.

Diketahui, BPS Sulsel mencatat bahwa NTP gabungan Sulsel per Oktober sebesar 113,64. Capaian tersebut mengalami kenaikan sebesar 2,13 persen dibandingkan dengan NTP September yang hanya sebesar 111,27.

Adapun rinciannya yakni, NTP subsektor tanaman pangan (NTPP) tercatat sebesar 109,08, subsektor tanaman hortikultura (NTPH) sebesar 115,32, subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTPR) sebesar 130,67, subsektor peternakan (NTPT) sebesar 108,61, dan subsektor perikanan (NTNP) sebesar 111,00.

Kemudian satu dari lima subsektor pertanian mengalami penurunan Nilai Tukar Petani (NTP) dibanding bulan sebelumnya, yaitu subsektor perikanan sebesar 1,26 persen.

Akan tetapi untuk subsektor lainnya mengalami peningkatan, di mana subsektor tanaman pangan meningkat sebesar 3,54 persen, subsektor tanaman hortikultura 0,94 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat 0,73 persen, dan subsektor peternakan 0,06 persen. Dan untuk Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) pada Oktober mencapai 115,36 capain itu naik 2,35 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Bendahara Umum DPN Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Andi Iwan Darmawan Aras (AIA) menuturkan, pada prinsipnya setiap kenaikan harga kebutuhan penyelenggaraan pertanian itu akan menaikkan biaya produksi di tingkat petani. Mulai dari pengangkutan bahan dan alat pertanian.

“Misalnya pupuk, bibit jadi distributor di tingkat petani itu akan menaikkan lagi ongkos produksi pasca panen juga pasti akan naik, mulai dari tempat panen ke penjualan akhir,” ucapnya.

News Feed