DLH Kabupaten Pangkep, menjadi penangunggjawab penuh pabrik pengolahan sampah ini, di mana sampah yang diolah adalah sampah rumah tangga yang diturunkan di sebuah tempat khusus, dalam kawasan pabrik, disana akan disiapkan 15 petugas yang akan memilah di atas mesin pemilah. Sebab, tak semua sampah bisa diolah jadi RDF, sampah jenis logam, besi, kaca dan kain tidak dapat diolah menjadi RDF atau bahan bakar alternatif.
Kepala DLH Pangkep, Thamrin Taba saat mengajak FAJAR, Jumat, 27 Oktober melihat langsung persiapan petugas yang ada di pabrik itu, sembari memastikan seluruh pekerjaan bangunan sudah dalam tahap finishing, sebentar lagi akan dioperasikan penuh untuk mengolah sekitar 50-60 ton sampah tiap harinya.
Dalam pabrik itu, terdapat 12 petak yang merupakan lokasi khusus sampah yang telah dipilah untuk dilakukan fermentasi atau proses peragian menggunakan bioaktivator cair untuk mengurai sampah selama lima hari, setelah itu dikeringkan, sebelum dimasukkan ke dalam mesin pengolah sampah atau penghalus sebelum diolah menjadi bahan bakar oleh perusahaan Semen Tonasa sebagai offtaker.
“Kita bersyukur kehadiran Semen Tonasa sebagai offtaker sehingga jelas hasilnya langsung diterima oleh perusahaan untuk mereka olah jadi bahan bakar. Banyak mungkin daerah yang bisa membuat seperti ini tetapi industri di daerahnya yang belum tersedia, sehingga dengan adanya Tonasa sebagai pembeli atau offtaker, kita tinggal mengolah kemudian langsung diterima perusahaan, itu dibeli langsung,”paparnya.