Oleh: Marsuki
(Guru Besar FEB Unhas dan Komisaris Independen BSSB)
FAJAR, MAKASSAR — Dalam tatanan hidup masyarakat Sulsel pertanian dalam arti luas merupakan sektor sangat penting dan menentukan.
Dari banyak sisi, sektor pertanian mempunyai posisi strategis dalam berbagai aktivitas para pelaku ekonominya, sisi konsumsi, produksi, Pemda, maupun kepentingan kemitraan ekonomi dengan negara lain (Ekspor-Impor). Sehingga sektor pertanian sudah menjadi faktor inharen dalam menentukan arah kemajuan budaya, social, politik, dan terutama investasi dan perekonomian Sulsel.
Hingga dewasa ini, struktur perekonomian Sulsel didominasi sektor pertanian dalam arti luas yang pengusahaannya, umumnya masih konvensional dengan cara atau kebiasaan tradisional, baru sedikit yang bertransformasi ke pertanian modern yang menggunakan kemajuan industri.
Sehingga kedepannya, hal ini menjadi tanggungjawab semua pihak untuk membenahinya, jika ingin menjadikan pertanian sebagai basis kemajuaa dan kesejahteraan perekonomian Sulsel khususnya secara adil, merata, dan berkelanjutan di KTI dan Indonesia umumnya.
Harapan tersebut bukan hal mustahil dapat dilaksanakan jika memperhatikan begitu banyak factor penentu yang sudah ada dan tersedia di Sulsel secara struktural. Sisa perlu upaya lebih terkoordinir, sungguh-sungguh dan bertanggungjawab untuk melaksanakannya berdasarkan potensi dan keunggulan pada berbagai bidang sektor pertanian di masing-masing kabupaten dan kota yang sudah diinventaris bahkan sudah menjadi paradigma (Petik-Olah-Jual) kebijakan pembangunan Pemda, tapi sayangnya belum dilaksanakan secara optimal. Dalam kaitan itu maka salah satu usaha yang dapat diusahakan, yakni melakukan transformasi pertanian berbasis industri melalui investasi pertanian moderen dan berkelanjutan.