Kontraksi produksi padi membaik dibanding triwulan sebelumnya dan cenderung tertahan. Selain itu, luas panen padi sepanjang triwulan menunjukkan peningkatan. Kondisi ini menunjukkan bahwa dampak cuaca ekstrem yang masih berlangsung sepanjang triwulan tersebut mulai menurun namun masih berdampak pada peningkatan produksi padi secara umum.
Tampaknya memasuki triwulan III dan IV Tahun 2023 sektor Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan akan tumbuh lebih rendah akibat pengaruh El Nino. Baik karena produksi komoditas padi menurun, termasuk produksi perikanan belum optimal saat peralihan kewenangan perizinan berusaha nelayan yang sudah ditetapkan.
Dampaknya, industri pengolahan pertanian melambat, seperti industri penggilingan padi sebab perlambatan produksi bahan baku. Begitupun Industri pakan ternak akibat menghadapi tantangan tingginya harga bahan baku. Termasuk perlambatan ekspor akibat pelemahan permintaan global dan konsumsi yang ternormalisasi paska HBKN.
Beberapa fakta tersebut menunjukkan bagaimana sektor usaha pertanian di Sulsel khususnya masih sangat sulit diharapkan bisa menjadi sektor usaha bernilai tinggi apalagi berkelanjutan jika model pembangunan sektor usaha pertanian masih seperti selama ini. Sehingga diperlukan terobosan kebijakan dan langkah-langkah konkrit yang harus dapat diimplementasikan secara nyata oleh para pelaku ekonomi yang terkait dengan sektor usaha pertanian.
Secara nasional, sebenarnya sejak lama berbagai kebijakan di sektor pertanian dalam arti luas telah direncanakan dan dilaksanakan, hanya memang tampaknya belum optimal oleh karena banyak sebab. Sehingga sampai kini, produk sektor pertanian dalam arti luas masih jauh dari potensi yang dimiliki Indonesia sebagai negara berbasisi pertanian.