FAJAR, PANGKEP- Pertama kalinya, pelajar SD di pulau mengikuti pelaksanaan ujian Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK). Digitalisasi akhirnya menyentuh pulau. Impelementasi kurikulum merdeka belajar pun tercapai.
Pulau ini pun bukan pulau yang jaraknya dekat dari Ibu Kota Kabupaten Pangkep. Namun jaraknya menghabiskan waktu tempuh hingga 24 jam di laut lepas, barulah sampai di Pulau Sumanga, Desa Balo-baloang, Kecamatan Liukang Tangaya. Disana, merupakan pulau terluar Kabupaten Pangkep, karena terletak di perbatasan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Selama ini, akses jaringan internet sangat terbatas dan sulit, tahun ini salah satu Sekolah Dasar (SD) berhasil menjadi penyelanggara pelaksanaan ANBK.
Pelaksanaan ANBK itu berlangsung di SDN 9 Pulau Sumanga diikuti 120 siswa dari 9 SD yang ikut menumpang menggelar ANBK di Pulau Sumanga itu. ANBK ini dilakukan sebagai penilaian untuk mengukur capaian kompetensi peserta didik pada akhir jenjang pendidikan, seperti pada tingkat SD.
“Akhirnya bisa terlaksana juga untuk pertama kalinya di pulau pelaksanaan ANBK secara online dan mandiri kami gelar,” ungkap, Kepala SDN 9 Pulau Sumanga, Amiruddin Rauf.
Kini digitalisasi menembus wilayah kepulauan, bahkan hingga pulau terluar Kabupaten Pangkep.
“Ini adalah tahun pertama dimana SD di Kecamatan Liukang Tangaya tidak lagi melaksanakan ANBK di daratan, bisa kita gelar ANBK di pulau juga dengan akses jaringan internet yang sudah sampai ke pulau,” jelasnya.
Amiruddin menyebut bahwa, sekolah-sekolah dasar yang ada di Kecamatan Liukang Tangaya ikut menumpang di sekolahnya untuk mengikuti ANBK secara daring meski harus menempuh perjalanan hingga dua jam di laut lepas untuk sampai ke Pulau Sumanga.