English English Indonesian Indonesian
oleh

Dinamika Jodoh Politik 

SuarA : Nurul Ilmi Idrus

Pendaftaran capres-cawapres dijadwalkan antara tanggal 19 dan 25 Oktober 2023. Setelah masing-masing capres menemukan jodoh politiknya, satu persatu pasangan capres-cawapres mendaftarkan diri ke KPU. Anies Baswedan yang berjodoh dengan Muhaimin Iskandar menjadi pasangan capres-cawapres pertama yang mendaftarkan diri (19 Oktober 2023) dan didukung oleh Koalisi Perubahan yang terdiri atas tiga partai (Nasdem, PKB, dan PKS). 

Pasangan kedua yang mendaftarkan diri ke KPU adalah Ganjar Pranowo (19 Oktober 2023) setelah bertemu jodoh politiknya, Mahfud MD. Pasangan ini didukung oleh koalisi PDIP, PPP, Hanura, dan Perlindo yang sampai saat ini belum menemukan nama koalisinya, sehingga masih disebut sebagai Koalisi Pendukung Ganjar. 

Terakhir, Prabowo Subianto yang akhirnya berjodoh dengan Gibran Rakabuming Raka dan konon akan mendaftarkan diri ke KPU di hari terakhir (25 Oktober 2023). Pasangan ini didukung oleh koalisi gemuk, yakni Gerinra, Golkar, Demokrat, Garda Republik, Gelora, Prima, PBB, dan PAN, di bawah naungan Koalisi Indonesia Maju. 

Jika penetapan Muhaimin sebagai pasangan Anies menimbulkan ketegangan antara Nasdem dan Partai Demokrat karena dianggap Nasdem menyalahi komitmen awal untuk menjadikan AHY sebagai pasangannya, maka penetapan Gibran menimbulkan ketegangan antara PDIP dan Jokowi karena Jokowi dan Gibran adalah kader PDIP yang dianggap bermanuver karena Gibran menjadi cawapres dari capres yang bukan usungan PDIP. Jokowi tidak saja dianggap menghianati aturan partai, tapi juga “membelah” PDIP, sebagaimana pemilihan Mahfud MD sebagai pendamping Ganjar juga dianggap telah “membelah” NU karena baik Muhaimin, maupun Mahfud MD sama-sama merupakan kader NU. Namun, yang namanya politik, orang yang kelihatan bertolak belakang di front stage (panggung depan), bisa saja  mereka saling menikmati kekuasaan di back stage (panggung belakang), sebagaimana Teori Dramaturgi Erving Goffman.

Meski Partai Demokrat telah berpindah ke kubu Prabowo, namun hal ini menimbulkan psikologi tersendiri bagi orang-orang dalam koalisi pendukung yang lebih senior dan telah berkader secara berjenjang di masing-masing partainya. Gibran yang awalnya mengelak akan pindah dari PDIP ke Golkar justru menjadi senjata makan tuan karena hal itu terbukti dan ia menjadi cawapres Koalisi Indonesia Maju. 

Siapa yang akan mendampingi Prabowo memang banyak menimbulkan spekulasi karena tertunda-tunda dideklarasikan, dan Gibran mewarnai spekulasi tersebut sebagai calon terkuat pasangan Prabowo. Namun, Prabowo harus menunggu keputusan MK untuk mendeklarasikan Gibran sebagai pendampingnya. Dalam politik, setiap penundaan dalam pengambilan keputusan mengindikasikan adanya kejahatan tersembunyi. Meski Jokowi membantah keterlibatannya dalam keputusan MK, keputusan ini memuluskan karpet merah putra mahkota untuk dicalonkan sebagai cawapres. Artinya, Jokowi telah memperalat konstitusi untuk kepentingan dinasti politik, dan ini berpotensi menimbulkan penyalahgunaan kekuasaan karena Jokowi akan mengerahkan segala sumberdaya untuk memenangkan pasangan Prabowo-Gibran. Tak heran, karena harta yang paling berharga adalah keluarga. Tak salah juga jika ada joke tentang Pemilu di Indonesia, bahwa hasilnya telah diketahui bahkan sebelum Pemilu itu sendiri berlangsung.

Banyak yang menyesalkan keputusan MK, namun bagi Rocky Gerung hal itu patut disyukuri dan menganggap tidak penting memikirkan “nasi yang telah menjadi bubur”. Menurutnya, algoritma politik mengarahkan pada pembusukan politik karena MK-pun telah menjadi kuburan demokrasi. Let’s see how it goes!

News Feed