Saban sore ratusan muda mudi keluar masuk di desa wisata tersebut. Ada yang sekadar berswafoto, menikmati sunset, ada pula yang asyik duduk bercengkrama sambil menikmati penganan yang dijajakan warga sekitar hutan bakau tersebut. Pengunjungnya ramai, meski berada di perkotaan, lingkungan sekitar sangat asri dan terawat.
“Ini berkah bagi kami, ternyata banyak yang peduli atas kelestarian alam di perkampungan sekitar sini,” ujar Saskia.
Kemajuan ini tidak datang begitu saja. Warga Lantebung beruntung, perusahaan BUMN seperti Pertamina sangat peduli terhadap kelestarian lingkungan. Di Lantebung, permukiman dan lingkungan bisa akur.
Umumnya, adanya permukiman sudah dipastikan merusak lingkungan sekitar. Pohon-pohon ditebang lalu dibangun perumahan. Namun itu tidak terjadi di Lantebung. Niat baik yang diprogramkan di meja-meja manajemen PT Pertamina membuat lingkungan dan permukiman bisa berjalan beriringan.
Misalnya PT Pertamina Trans Kontinental (PTK), anak usaha Pertamina yang menyediakan berbagai macam jasa kemaritiman itu sudah menanam 2.023 bibit pohon bakau berjenis Rhizophora Mucronata.
Tak sekadar menanam, PTK juga membangun rumah pembibitan berkapasitas 2.045 bibit bakau di kampung wisata mangrove Lantebung, Kota Makassar, tersebut. Program ini sejalan dengan rencana pemerintah di sektor ekonomi hijau dalam penerapan tranformasi karbon biru pada 2045 mendatang.
“Kami berkomitmen terus berperan aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan, khususnya di wilayah pesisir,” tutur Syafaat Yudha, Pjs Vice President Legal & Relations PT Pertamina Trans Kontinental.