“Anggarannya cukup minim, tapi hasilnya kita mampu mengurangi angka stunting di kota Palopo. Khusunya di era bapak Haji Farid Kasim Judas,” jelas Samsil.
Samsil membeberkan bahwa, dengan anggaran yang minim, ada tujuh kegiatan prioritas yang dilakukan pihaknya selama ini dalam menurunkan angka stunting di Kota Palopo.
Yang pertama adalah pendataan melalui aplikasi satu data yang diberi nama Inzting (Ikhtiar Zero Stunting). Aplikasi itu beberapa waktu yang lalu dilaunching oleh Pemprov Sulsel. Kedua ialah pengadaan tenaga Tim Pendamping Keluarga (TPK). Di kota Palopo sendiri telah dibentuk sebanyak 429 orang sejak tahun 2021 dan tersebar di semua kelurahan.
“TPK fungsinya mendampingi sasaran seperti calon pengantin, pasangan usia subur, ibu hamil, pasca melahirkan dan balita,” sebut Samsil.Program ketiga dalam kegiatan pencegahan stunting ialah pemberian makanan tambahan berupa makanan siap saji hingga paket sembako.
“Pemberian makanan tambahan ini, bukan hanya diberikan kepada mereka yang terkena stunting tetapi juga kepada ibu hamil. Ini karena pencegahan yang di prioritaskan,” sambung Samsil lagi.
Kemudian program keempat yakni konvergensi. Dengan melibatkan berbagai pihak terkait seperti sejumlah Organiasi Perangkat Daerah (OPD).”Kita melakukan rapat koordinasi khusunya dengan OPD pengampuh yang berkaitan lagsung dengan upaya pencegahan stunting.
Contoh dari Dinas pertanian, bagaimana mengoptimalkan penanamam sayur depan rumah. Dari Dinas Perikanan, bagimana supaya menggalakkan makan ikan, upaya dinsos mengoptimalkan PKH hingga Dinas PUPR yang memperbaiki sanitasi dalam mendukung pola hidup sehat,” jelas Samsil.