Jika berada di sana, sebut dia, masyarakat bisa melihat fasilitas berupa Germination House Cutting II Propagation House, Mycorrhiza Production, dan lain-lainnya. Setiap hari beberapa petugas taman dengan setia mengurus bibit dan tanaman tersebut.
“Sudah beberapa kali ke sana dan selalu kagum, bagaimana bisa lahan yang dahulunya bekas tambang, kini pulih. Bahkan menjadi sebuah tempat wisata yang indah,” tuturnya.
Seperti kebanyakan lahan pascatambang yang direhabilitasi menjadi tempat wisata, PT Vale memang mempersilakan masyarakat berkunjung dan menikmati kawasan konservasi yang telah dikembangkan.
Apalagi di sana bukan hanya ada tanaman saja, juga terdapat tempat penangkaran rusa timor (cervus timorensis), titipan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Makassar. Kemudian ada juga sejumlah alat berat yang tidak digunakan lagi menambang. Sengaja dihadirkan agar pengunjung bisa dengan leluasa menikmati semuanya.
Masyarakat Sejahtera
Lingkungan berkelanjutan yang ingin dicapai PT Vale bukan hanya melalui reklamasi lahan dan rehabilitasi DAS. Lebih dari itu, perusahaan punya program untuk memperdayakan masyarakat demi mewujudkan kemandirian pascatambang.
Salah satu yang disasar adalah pertanian yang sebagian besar masyarakat di sekitar pertambangan menggantungkan hidupnya di sektor tersebut. Dari situ lahirlah program pertanian organik yang menjadi unggulan PT Vale.
PT Vale sadar, upaya untuk menciptakan kemandirian masyarakat harus dilakukan. Sebab akan ada masa dimana pertambangan bukan lagi menjadi sumber penghasilan daerah mereka.
