Oleh: Dr Asdar
/ Akademisi Unifa
Gempuran pemberitaan media massa tentang Syahrul Yasin Limpo (SYL) menjadi trending dimana mana. “Mohon jangan dulu hakimi saya” seuntai kalimat keluar dari mulut SYL di depan awak media yang menunggunya, Jakarta (5/10).
Bicara dan mengenal SYL bukan hal baru bagi masyarakat Sulsel. Perawakan dan style nya begitu menyejukkan dikalangan masyarakat bahkan orang tidak dekat dan mengenalinya pun dengan beliau bangga untuk sekedar menyapa dan foto selvie.
Wajar, beliau 25 tahun menjadi kepala daerah 10 tahun Bupati Gowa, 5 tahun wagub, dan 10 tahun sebagai gubernur sulsel.
Lantas mengapa sebahagian masyarakat Sulsel begitu kaget dan tidak percaya dengan kondisi yang dialami oleh SYL sekarang ini? Begitu banyak pertanyaan yang perlu dijawab namun sangat hati-hati untuk mencari pembenarannya karena sudah masuk dalam penyidikan lembaga anti rasuah.
Hal itupun menjadi perbincangan di seantero warkop di kota Makassar, mungkinkah SYL melakukan hal yang dituduhkan oleh KPK? begitu gegabahkah seorang SYL menyimpan uang 30 Milyar dan 12 senpi di rumah dinas kompleks widya chandra Jakarta, lantas apakah SYL dijebak dan atau terjebak?
Sejumlah asumsi diatas akan terjawab pada waktunya seiring dengan komitmen SYL yang berani melepas jabatan dengan mengundurkan diri sebagai “menteri pertanian RI” demi sebuah kehormatan diri pribadi, keluarga dan masyarakat.
“Saya orang Bugis Makassar masih kuat memegang prinsip berani berbuat berani bertanggung jawab”. Tegasnya
Setelah JK pensiun, Prof NA terciduk KPK, dan terbaru SYL berurusan dengan KPK maka siapa lagi tokoh sekelas mereka untuk melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan di kancah nasional?