FAJAR, MAKASSAR-Kegiatan forum group discussion (FGD) menghadirkan dua pakar udang windu dari badan riset dan inovasi nasional (BRIN) yakni Prof Dr Ir Andi Akhmad Mustapa MP dan Dr Mudian Paena SPi MSi. Acara dilaksanakan di Cafe Lagota, Jalan Jend Ahmad Yani, Parepare, Sabtu, 9 September 2023.
Kegiatan yang menghadirkan seluruh tim peneliti dari Unifa yakni Dr Ir Ismail Marzuki SSi MSi, Irham Pratama SPd, MSi, Dr Khairun Nisaa SP MSi, dan Ruzkiah Asaf SSi MSi. Selain itu, FGD ini juga di hadiri oleh para tenaga teknis, tenaga lapangan, pengelola data dan tenaga pendukung lainnya. FGD juga berkolaborasi dengan BRIN. Sehari sebelumnya, tim pakar melakukan peninjauan lapangan yakni Hactery Kupa milik dinas perikanan dan kelautan provinsi sulawesi selatan.
Prof Akhmad Mustafa mengapresiasi penelitian ini karena memberi solusi permasalahan budi daya udang laut (udang windu).
“5 tahun terakhir menurun tajam penghasilan produksi penambak udang windu,” ucapnya
Hal yang sama disampaikan Dr Murian Paena bahwa dalam FGD membicarakan permasalahan para petambak, performa bakteri simbion spons, dan tingkat keberhasilan teknologi yang diterapkan, serta potensi artikel ilmiah yang dapat dijadikan untuk publikasi.
“Tingkat keberhasilan teknologi yang diterapkan tidak ditemukan udang mati dalam 40 hari,” jelasnya.
Sementara, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Prov Sulsel, Andi Muhammad Arsjad sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh Unifa, BRIN, dan para pakar dan peneliti melakukan FGD tentang budidaya udang laut (udang windu) di Sulsel.
“ini memberi solusi dan berkontribusi bagi penambak udang di Sulsel,” jelas Kadis Perikanan dan Kelautan Sulsel.
Kegiatan FGD bersumber dari kontrak Unifa dan LLDIKTI Wil IX Sultanbatara dengan nomor 844/LL9/PK.00.PG/2023 tanggal 10 Juli 2023 untuk implementasi penelitian kompetitif multiyears tahun pertama 2023 dengan judul potensi bakteri mikrosimbion spons sebagai pengurai polutan logam berat dalam meningkatkan survival rateudang windu (panaeus monodon). (*)