FAJAR, PANGKEP– Distribusi sampah oleh mobil operasional milik Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pangkep disorot. Pasalnya distribusi sampah tiap hari tidak sepenuhnya dilakukan.
Keluhan banyaknya sampah yang tidak diangkut hampir dialami seluruh masyarakat. Salah seorang warga di Kecamatan Bungoro, Arman menyesalkan sampah yang menumpuk di komplek perumahannya tak kunjung diangkut oleh truk sampah.
“Sampah sudah menumpuk didepan rumah warga, namun belum ada pihak terkait yang datang mengangkut sampah tersebut,” katanya.
Hal itu juga diungkap Juru Bicara Fraksi Golkar saat paripurna, Pattola Husain. Bahwa penggunaan BBM di DLH untuk operasional truk sampah tidak sesuai dengan mobilisasi angkutan setiap harinya sampah yang didrop ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di Desa Taraweang, Kecamatan Labakkang.
“Mobilisasi sampah dan penggunaan BBM itu harusnya diukur dengan baik agar tidak menyebabkan pemborosan anggaran,” ucapnya.
Diketahui dalam data operasional Dinas Lingkungan Hidup, untuk 16 unit truk sampah yang menghabiskan sebanyak 432 liter BBM per harinya atau sekitar Rp 1,3 miliar biaya operasional BBM untuk truk sampah dalam setahunnya yang dihabiskan DLH Pangkep.
Katanya, ini menjadi poin penting untuk dievaluasi lantaran biaya yang habis untuk operasional truk dinilai tidak sebanding dengan pelayanan yang dilakukan untuk distribusi sampah di komplek permukiman masyarakat Kabupaten Pangkep.
“Ini menjadi poin penting untuk segera dievaluasi,” jelasnya.
Kepala DLH Pangkep, M Thamrin saat dikonfirmasi, menyampaikan bahwa kendala lambatnya pelayanan truk operasional sampah disebabkan oleh kondisi truk sampah yang sudah berusia di atas 6 tahun rata-rata.