FAJAR, MAKASSAR — Melemahnya aktivitas ekspor menjadi kekhawatiran baru untuk perekonomian Sulsel. Hal tersebut ditenggarai mampu memengaruhi berbagai sektor. Sehingga diharapkan pemerintah mesti turut andil mencari solusi atas hal tersebut.
Ketua Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Sulselbar, Arief Rachman Pabettingi menuturkan, saat ini dari segi aktivitas ekspor di Sulsel memang sedang terjadi penurunan. Hal itu disebabkan oleh beberapa hal.
“Saat ini menurut para ahli ekonomi sedang terjadi perlambatan ekonomi, dan memang terjadi penurunan permintaan untuk komoditas ekspor Sulsel dari dari negara tujuan utamanya Tiongkok,” ucapnya, Jumat, 21 Juli 2023.
Hal itu dikarenakan saat ini di Tiongkok sedang terjadi kerisis energi. Kemudian pandemi Covid-19 di sana juga belum sepenuhnya hilang. Otomatis banyak wilayah yang masih memberlakukan PSBB sehingga pergerakan masyarakatnya terbatas.
“Apalagi Tiongkok itu negara tujuan ekspor Sulsel yang terbesar untuk saat ini,. Sehingga memang terjadi penurunan volume ekspor untuk komoditas rumput laut. Yang dahulunya kita biasa mengirim 300 kontainer per bulan, sekarang pengiriman hanya mencapai 100-150 kontainer,” ungkap Arief.
Ketua Bidang Kerja Sama dan Hubungan Luar Negeri Apindo Sulsel itu juga melihat, aaat ini juga terjadi penurunan harga yang drastis untuk komoditas rumput laut. Harga Mei lalu dikisaran Rp40 ribuan per kilogram, kemudian Juni terjadi penurunan harga mencapai 50 persen atau harganya hanya Rp20 ribu per bulan.