FAJAR, MAKASSAR- Kepala Dinas Ketahanan Pangan Sulsel Andi Muh Arsjad memimpin rapat koordinasi dengan Dinas Ketahanan Pangan 24 Kabupaten Kota di Aula Kantor Ketahanan Pangan Sulsel, Jalan Ratulangi Makassar, Selasa (18/7).
Rapat koordinasi (rakor) merupakan rapat perdana yang dilakukan Andi Muh Arsjad setelah di lantik oleh Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman pada 10 Juli 2023 yang lalu.
Rakor ini digelar dalam rangka penyelarasan program urusan ketahanan pangan dan percepatan pencapaian program prioritas Gubernur Sulsel.
Andi Muh Arsjad mengatakan penyelarasan terhadap agenda program kegiatan menjadi hal yang penting dalam menghadapi berakhirnya periode RPJMD 2018-2023 pada bulan September mendatang.
Dalam praktiknya, kata Arsjad, kebijakan akan mengacu pada dokumen transisi yang disebut Rancangan Pembangunan Daerah (RPD) Sulawesi Selatan (Sulsel) untuk periode 2024-2026.
Sehingga, Arsjad menyebut hal itu penting bagi jajaran ketahanan pangan di tingkat kabupaten/kota untuk segera melakukan pencermatan terhadap RPD dan menyesuaikan diri dengan perubahan kebijakan yang terjadi di tingkat nasional, provinsi, dan daerah.
“Inilah pentingnya kami memanggil jajaran ketahanan tangan kabupaten kota untuk segera melakukan pencermatan terhadap RPD,” ujar Arsjad.
Tak hanya itu, Arsyad juga mengatakan dalam upaya peningkatan kinerja, Dinas Ketahanan Pangan telah melakukan perubahan, termasuk perubahan orientasi.
Dinas Ketahanan Pangan tidak lagi terfokus pada tugas administrasi dan konvensional yang biasa dilakukan, melainkan lebih mengarah pada penyesuaian dan pencapaian tugas-tugas strategis yang produktif, yang dapat mendorong peningkatan kinerja secara keseluruhan.
“Kita tentu berkeinginan bahwa kedepan Dinas Ketahanan Pangan bisa menjadi suatu dinas yang terdepan,” terang Arsjad.
Dengan demikian, upaya percepatan pencapaian program prioritas Gubernur Sulsel dalam konteks ketahanan pangan merupakan langkah penting yang perlu dilakukan.
“Harapannya adalah Sulsel dapat terus maju dalam mencapai tujuan pembangunan yang lebih baik,” ucap arsyad.
Lanjut, dalam menghadapi berbagai tantangan, Arsjad menyebut dibutuhkan sinergi dan kerja sama yang kuat antara berbagai pihak terkait. Agar dapat memperkuat ketahanan pangan dan mengawal program-program yang strategis demi kesejahteraan masyarakat.
“Semangat kebersamaan diharapkan dapat meningkatkan kinerja ketahanan pangan dalam mengawal program-program di tingkat nasional, provinsi, dan daerah,” jelas Arsyad.
Arsyad berharap rapat koordinasi dapat dilakukan secara periodik, tidak hanya untuk meningkatkan silaturahim tapi untuk penguatan orientasi ketahanan pangan itu sendiri.
Lebih jauh, Arsjad menyebut kedepannya rakor dapat dilakukan secara bergiliran dikabupaten/kota, terutama di tempat-tempat yang telah memiliki praktik terbaik dalam menjalankan program-program kebijakan terkait ketahanan pangan.
Ini akan menjadi kesempatan bagi Dinas Ketahanan Pangan di Kabupaten kota untuk belajar dari praktik keberhasilan yang telah dilakukan di kabupaten/kota.
Sehingga, kata Arsjad tidak perlu melakukan studi banding yang jauh, melainkan kunjungan langsung ke kabupaten/kota yang telah dianggap berhasil dalam menjalankan program-program tersebut.
“kabupaten kota yang sudah punya best practise terhadap program program kebijakan selama ini sudah berjalan,” jelas Arsjad.(*)