Meski demikian, ia akan mengusulkan kebutuhan pendampingan ini rencananya hanya akan diberikan untuk lansia yang betul-betul membutuhkan pendampingan khusus.
“Lansia yang betul-betul butuh pendamping itu akan dieprtimbangkan. Menteri juga terbuka dengan segala masukan. Lansia di data itu kan sangat banyak, cuman yang memang butuh pendamping itu yang akan dicek, akan menjadi bagian kedepannya untuk menjadi masukan terkait kedepannya. Yang punya kewenangan sepenuhnya itu Menteri tetapi kita lihat pengalaman sekarang. Apalagi dari waktu saya kira ini cukup untuk dipertimbangkan,” bebernya.
Kepala Sektor 1 Daerah Kerja (Daker) Makkah, Hanif Hanafi menyampaikan bahwa khusus di sektornya itu terdapat 8.200 jemaah lansia dengan ketersediaan petugas lansia hanya 14 orang saja. Itu dinilai sangat tidak sebanding untuk melayani para lansia selama di Tanah Suci Makkah.
“Kita melihat ini rasionya tidak sebanding karena khusus lansia itu ada 14 orang petugas. Sementara jemaah kita disini ada 8.200 orang,” sebutnya.
Olehnya itu, Hanif meminta agar kehadiran pendamping lansia untuk diperhatikan dan diprioritaskan kedepannya. Menurutnya tentu akan sangat berbeda apabila dilayani langsung dengah kerabat atau anaknya dibandingkan dengan petugas yang masih harus mengurus jemaah lain dan tugas-tugas yang lainnya. Jemaah lansia katanya butuh penanganan khusus, sebab mereka sangat membutuhkan komunikasi yang berkelanjutan yang membuat itu perlunya ada pendampingan khusus.
“Harapannya, itu adalah sangat membutuhkan pendamping khusus untuk lansia. Itu akan lebih baik dari anggota keluarganya. Karena tidak sebanding dengan kekuatan petugas,” ucapnya.(fit)