OLEH: Akbar Baharuddin
Wakil ketua Bidang Pemuda, Olahraga dan Kesenian DPD KNPI Kab. Pinrang
Dalam beberapa waktu terakhir ini Saya menyaksikan beberapa berita tentang penangkapan sindikat pelaku kejahatan siber dengan modus operandi menipu korbannya dengan berbagai macam iming-iming fiktif berupa hadiah besar seperti paket umroh, hadiah undian mobil, hadiah undian rumah dan lain-lain.
Praktik penipuan secara siber ini dikatakan sebagai tindakan kriminal dikarenakan calon korban maupun yang telah jadi korban diharuskan mentransfer dana terlebih dahulu kepada pelaku sebagai dana registrasi padahal transaksi tersebut hanyalah rekayasa belaka. Para pelaku berpura-pura sebagai pihak otoritas yang memiliki kuasa memberi hadiah kepada para calon korban maupun korban yang telah terlanjur percaya pada tipu daya mereka tanpa mengecek kebenarannya terlebih dahulu.
Selain itu pelaku penipuan secara siber atau online ini, memiliki modus operandi lain yaitu menghubungi calon korbannya via telepon kemudian mengaku sebagai anggota kepolisian dan memberi skenario seolah-olah anggota keluarga dari calon korban telah melakukan tindakan pidana semisal melakukan penyahgunaan narkoba sehingga calon korban menjadi panik atas keadaan tersebut. Nah, dari kepanikan tersebut pelaku melancarkan aksinya dengan meminta untuk ditransferkan dana dengan nominal tertentu sebagai tebusan agar anggota keluarga yang katanya pemakai narkoba tersebut akan dibebaskan sebelum diproses secara hukum.
Berdasarkan dari beberapa sumber berita terpercaya, pelaku kejahatan penipuan siber ini bekerja secara kelompok atau sindikat dengan masing-masing tugas tertentu. Adapun tingkat keberhasilan dari praktek kriminal jenis ini terbilang besar yakni puluhan sampai ratusan korban/transaksi per tahunnya.
Kita tentu mengerti bahwa praktik penipuan seperti ini dilakukan bukan cuma di wilayah kita masing-masing saja namun ad juga di wilayah-wilayah lain di Indonesia bahkan di tempat-tempat tertentu di dunia ini dengan modus yang sama tetapi orang yang berbeda pastinya.
Namun terlepas dari modus operandi dan tingkat keberhasilan sindikat penipu siber ini, justru yang juga menarik perhatian Saya ialah istilah yang diberikan kepada sindikat ini dengan sebutan “Sobis” atau “Pasobis”. Khusus di tempat Saya, Sulawesi Selatan mereka dikenal sebagai Pasobis atau pelaku Sobis.
Dari istilah sobis ini yang jika dilafalkan atau diucapkan secara verbal, kedengarannya serupa dengan terminologi Showbiz yang sering Saya dengar namun dengar arti atau makna yang berbeda. Nah bedanya apa?
Kalau Sobis adalah kejahatan penipuan online yang patut untuk tidak kita tiru, Showbiz justru merupakan istilah yang merujuk pada hal yang bersifat entertain/hiburan. Tentu sangat beda bukan?
Secara harfiah showbiz merupakan akronim Bahasa Inggris yang terdiri dari kata show yang berarti pertunjukan dan biz(singkatan dari kata business) yang artinya urusan, jadi jika digabung terminologi showbis ini maknanya adalah merujuk pada kegiatan pertunjukan hiburan. Bahkan hari ini kata showbiz merupakan akronim yang merepresentasikan jenis-jenis hiburan tertentu yang terasosiasi di dalam satu manejerial perusahan pertunjukan seperti grup band, penyanyi solo, pertelevisian, teater, pertunjukan sastra, DJ/Disk Jockey, Fashion show, Modelling School dan lain-lain. Jadi, sekali lagi kedua istilah ini sangatlah berbeda pengertiannya!
Poin Saya adalah penekanan bahwa kedua istilah ini memiliki perbedaan arti yang signifikan yang mesti dipahami oleh banyak orang khususnya orang Sulawesi Selatan sebab tentu akan memberikan dampak secara implisit terhadap orang-orang yang berkiprah pada dunia showbiz atau mereka yang terasosiasi pada perusahaan showbiz tertentu jika orang salah kaprah dalam mengartikannya.
Pasobis istilahnya orang-orang yang jahat sedangkan orang-orang showbiz berjuang secara fair mengembangkan talenta mereka lewat jalur hiburan namun citranya mendapat diskredit dari masyarakat dikarenakan persepsi atas kedua istilah ini cenderung disamakan saat diucapkan padahal keduanya memiliki aktifitas yang jelas sangat berbeda, sobis adalah aktifitas kriminal sedangkan showbiz merupakan aktifitas orang-orang berbakat yang dilakukan untuk tujuan positif yaitu hiburan.
Bahkan kemarin ada teman Saya namanya Abdul(bukan nama samaran) mengatakan bahwa kelompok showbiz yang ia kenal memiliki kekayaan yang diperoleh dari aktifitas penipuan online, “Jelas mereka kaya namanya juga pashowbiz tukang tipu-tipu”. Ucapnya.
Dari statement ini, sontak saya memberinya penjelasan dan akhirnya ia bisa memahami perbedaan keduanya. Tentu Saya menjelaskan ke teman saya ini dengan niat mengedukasinya terlebih lagi untuk memproteksi kehormatan orang yang dia maksud sebab orang yang dia maksud juga merupakan teman saya yang profesinya adalah DJ/Disk Jockey dan sampai sekarang belum pernah terjerat tindak pidana apapun termasuk penipuan online. Sungguh kesalahan persepsi bahasa yang fatal bukan!
Sebaliknya, Pasobis yang sesungguhnya merupakan pihak yang kriminal tidak mendapatkan dampak negatif bagi mereka baik secara eksplisit maupun implishit atas eksistensi showbiz sebab sobis dan showbiz memang tidak memiliki korelasi secara linguistik. Kondisi ini tentu tidak adil bagi orang-orang showbiz, bukan mereka yang menipu tapi pihak merekalah yang juga kadang dianggap penipu.
Sekalipun ada orang showbiz yang juga pasobis, itu hanyalah oknum. Bagaimanapun Showbiz dan sobis adalah dua entitas yang berbeda.
Alih-alih misalnya anda sedang mencurigai oknum showbiz tertentu yang juga mempraktekkan sobis, itu adalah hal yang subjektif. Yang terpenting saat ini kita mesti belajar Ilmu Linguistik paling tidak dalam hal terminologi atau peng-istilah-an supaya kita mampu objektif membedakan arti dari dua istilah seperti sobis dan showbiz ini agar kita tidak salah kaprah lagi dalam menilai perkara yang sama di kemudian hari.
Adapun pertanyaan mengapa istilah Sobis-lah yang kemudian muncul sebagai akronim yang mewakili aktifitas penipuan online di Sulawesi Selatan, mengapa bukan akronim yang lain? atau apakah ada korelasi historis antara sobis dan showbiz? Entahlah, itu membutuhkan penelusuran lebih mendalam. Jikalaupun ada tentu Saya akan menyajikannya dalam tulisan seperti ini lagi dengan harapan edukasi. Sekian, terima kasih. Semangat untuk teman-teman SHOWBIZ!