English English Indonesian Indonesian
oleh

Berani Ubah Mindset, Desa Lampoko Manfaatkan Bawang Goreng Kemasan sebagai Produk Unggulan

FAJAR, BARRU-Desa Lampoko, Kabupaten Barru, menunjukkan keberanian dalam berinovasi dengan menjadikan bawang goreng kemasan sebagai produk unggulan.

Mengubah mindset bahwa desa dapat menjadi motor penggerak ekonomi setiap daerah, Desa Lampoko memanfaatkan potensi alam dan pertanian sebagai sumber daya yang dapat dioptimalkan untuk mendukung perekonomian masyarakat.

Hal ini diungkapkan oleh Dr. A. Nur Bau Massepe, Dosen Bisnis Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin, dalam acara Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengelolaan bawang merah goreng dan manajemen usaha skala industri kecil yang diadakan oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Senin-Rabu, 29-31 Mei 2023 di Desa Lampoko, Barru.

Kepala Desa Lampoko Budiman, menjelaskan bahwa dalam empat tahun terakhir, desa ini telah melakukan pembibitan dan pengembangan bawang goreng melalui Program Corporate Social Responsibility (CSR) PLN Peduli.

Program ini melibatkan Kelompok Wanita Tani untuk menanam bawang merah. Hasilnya sangat baik dan dapat dijual di pasar lokal dan sekitar kota Barru. Dengan bantuan bibit bawang merah, traktor, dan bantuan operasional untuk membuka lahan penanaman bawang, desa ini telah mencapai kemajuan yang signifikan.

Namun, masyarakat desa Lampoko tidak hanya berhenti pada penanaman dan penjualan bawang merah. Mereka ingin mengolah bawang menjadi bawang goreng agar dapat memberikan nilai tambah yang lebih besar.

Budiman, yang telah menjabat sebagai Kepala Desa Lampoko selama dua periode, mengungkapkan bahwa mereka telah membentuk sebuah kelompok usaha bernama Bunga Desa. Kelompok ini bertujuan untuk menghasilkan inovasi produk, seperti bawang goreng krispi, sambel bawang, dan berbagai varian produk lainnya.

Pelatihan pengelolaan bawang goreng dan manajemen usaha tersebut melibatkan Prof. Hj. Mardiana E. Fachry, Pengurus AIBI (Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia) yang juga mantan Kepala Inkubator Bisnis Universitas Hasanuddin, Ibu Hj. Djauhar (Pengusaha Bawang Goreng Makassar), serta Dr. A.M. Nur Bau Massepe, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.

Selama tiga hari, kelompok usaha ini dilatih dalam pembuatan bawang goreng dengan berbagai variasi, sambal khas bawang, serta pengelolaan usaha dan pemasaran/branding.

Dalam sambutannya, Camat Balusu, Ridwan Nurdin, memberikan apresiasi yang tinggi terhadap langkah yang diambil oleh kepala desa dan masyarakat Desa Lampoko. Langkah ini sejalan dengan visi dan misi Bupati Barru dalam meningkatkan daya saing daerah menuju kemandirian ekonomi yang berkualitas, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan.

Ketua Kelompok Bunga Desa, Ibu Ratna, berharap bahwa produk bawang goreng ini dapat diterima dengan baik oleh masyarakat dan menjadi kebanggaan khas dari Barru. (*)

News Feed