FAJAR, MAKASSAR-Kematian ternak babi di Sulawesi Selatan dilaporkan terjadi di beberapa kabupaten, seperti Kabupaten Gowa, Luwu Timur dan Luwu Utara sejak akhir tahun 2022 hingga saat ini. Hal ini diakibatkan serangan virus African Swine Fever (ASF).
Informasi ternak babi mati pertama kali dilaporkan di Kabupaten Gowa. Berdasarkan laporan masyarakat (Babinsa Paccellekang) dengan tanda klinis diare hingga akhirnya mati dalam jumlah banyak terjadi di Dusun Moncongloe, Desa Paccellekang, Kecamatan Pattalassang, Kabupaten Gowa.
Saat investigasi pertama di Januari 2023 diperkirakan kematian ternak babi mendekati 4000 ekor. Kondisi yang sama terjadi di Kabupaten Luwu Timur di mana dilaporkan oleh Kepala Desa Panca Karsa dan Petugas Teknis Desa Alam Buana pada Maret tahun 2023 terdapat sekitar 1.374 babi yang sakit dan 1.336 ekor mati dari total 24.103 populasi babi di Luwu Timur.
Puskeswan Mappadeceng Kabupaten Luwu Utara juga menerima laporan kematian ternak babi di Desa Mekar Jaya Kecamatan Mappadeceng pada bulan April tahun 2023 dengan tanda klinis tidak nafsu makan, demam, pendarahan di hidung dan telinga, sesak nafas, feces encer berwarna coklat kehitaman, hingga feces bercampur darah.
Kepala Dinas Peternakan Sulsel, Nurlina Saking mengatakan, kasus flu babi Afrika tersebut sudah terjadi sejak awal tahun. Pihaknya telah memberikan surat edaran untuk mencegah perluasan kasus tersebut.
“Edaran sudah ada, cuman karena kasusnya terlalu cepat. Gowa waktu akhir tahun sudah ada kejadiannya, awal tahun baru sampai laporannya ke kami. Sedangkan Lutim dan Lutra baru ada laporannya bulan Maret,” jelas Nurlina.